Rabu 15 Apr 2015 16:32 WIB
Konferensi Asia Afrika 2015

Kepala Negara OKI Akan Bertemu di Sela KAA 2015

Bendera peserta Konferensi Asia Afrika (KAA) terpasang dijalan MH Thamrin, Jakarta, Rabu (15/4).(Republika/Tahta Aidilla).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Bendera peserta Konferensi Asia Afrika (KAA) terpasang dijalan MH Thamrin, Jakarta, Rabu (15/4).(Republika/Tahta Aidilla).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan kepala negara dari berbagai negara yang termasuk Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) bakal bertemu dalam perhelatan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Jakarta dan Bandung, April 2015.

"Kami mengharapkan pada peringatan KAA, kepala-kepala negara yang berasal dari OKI dapat mengadakan pertemuan," kata Jusuf Kalla di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu.

Menurut Kalla, Presiden Joko Widodo pada Selasa (14/4) malam lalu juga telah menghubungi Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan terkait dengan hal tersebut.

Pertemuan antara kepala negara dari negara-negara anggota OKI itu adalah untuk membahas tentang pembentukan "task force", guna mencapai resolusi perdamaian dalam konflik di Yaman.

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla pada Rabu pagi ini mewakili Presiden Jokowi bersilaturahmi dengan duta besar negara-negara anggota OKI.

Hadir dalam pertemuan tersebut adalah sekitar 30 dubes negara-negara anggota OKI yang memiliki kedutaan besar di Jakarta.

Pertemuan dengan negara-negara anggota OKI pada intinya menyerukan mengenai pentingnya kesatuan umat Islam dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada saat ini.

Selain itu, Wapres juga menyerukan perlunya terus mengumandangkan Islam sebagai agama yang damai dan toleran, serta sebagai agama "rahmatan lil alamin".

Wapres juga menekankan bahwa Indonesia mendorong semua pihak yang bertikai menahan diri serta berupaya menyelesaikan masalah secara damai dengan mengedepankan diplomasi dan dialog.

Para duta besar juga mendukung usulan Menteri Luar Negeri RI untuk mengadakan suatu sesi khusus dalam rangka pelaksanaan KAA 2015 untuk membahas tentang situasi terkini dunia Islam serta tentang upaya menuju tercapainya solusi damai.

Hal itu dinilai sejalan dengan prinsip-prinsip Dasasilla Bandung yang dilahirkan pada KAA tahun 1955 yang masih sangat relevan dalam menghadapi berbagai tantangan global saat ini.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement