REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mesir mendukung pemilihan tema "Penguatan Kerjasama Selatan-Selatan Untuk Mempromosikan Perdamaian Dunia dan Kesejahteraan" yang dibuat Pemerintah Indonesia untuk Peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60. Menurut Mesir, tema itu penting sebagai pemersatu negara-negara di Asia dan Afrika.
"Seperti pada 1955 KAA yang pertama kali di Bandung, bangsa Asia-Afrika berkumpul bersama untuk saling mendukung," kata Duta Besar Mesir untuk Indonesia, Bahaa El Deen Bahgat Ibrahim Dessouki, Rabu (15/4).
Pernyataan tersebut dia sampaikan dalam acara Forum Diplomasi yang diselenggarakan oleh Radio Republik Indonesia (RRI). Menurut Dessouki, situasi politik di negara-negara Asia dan Afrika sekarang ini memang sudah berbeda, namun negara-negara di dua benua tersebut masih menghadapi tantangan yang sama seperti dahulu.
"Bahkan setelah terlaksananya KAA dan terbentuknya Kerja sama Selatan-Selatan, negara-negara Asia Afrika masih bergantung pada negara Eropa untuk mendukung mereka dalam pembangunan, dan bahkan dalam hal politik," ujar dia.
"Padahal, ketika negara-negara Selatan memulai Kerja sama Selatan-Selatan ini, itu karena kita ingin bergantung satu sama lain, dalam hal ini antar negara Asia-Afrika," lanjut Dubes Mesir.
Pada 21-22 April, akan diselenggarakan Pertemuan Puncak Bisnis Kawasan Asia-Afrika (Asia-Africa Business Summit). Pada 22 April, pelaksanaan KTT hari pertama. Pada 23 April pelaksanaan KTT hari kedua, dan direncanakan akan ada jamuan makan malam oleh Presiden RI Joko Widodo untuk para kepala negara.
Pada 24 April, hari terakhir rangkaian pelaksanaan KAA, akan dilakukan "historical walk" (napak tilas) KAA oleh para kepala negara di Bandung, Jawa Barat.