Rabu 15 Apr 2015 14:45 WIB

Bulog Sumut Siap Beli 5.000 Ton Beras Petani

Gudang Beras Bulog di Kelapa Gading, Jakarta, Rabu (25/2).
Foto: Republika/Prayogi
Gudang Beras Bulog di Kelapa Gading, Jakarta, Rabu (25/2).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Bulog Sumatera Utara bersiap membeli 5.000 ton beras hasil panen petani sepanjang tahun ini sesuai rencana dan ditambah adanya instruksi pemerintah untuk melakukan pembelian segera.

"Wapres Jusuf Kalla memang sudah mengingatkan Bulog untuk membeli beras petani dan manajemen siap melakukan hal itu. Bulog Sumut sendiri menargetkan pembelian 5.000 ton beras petani tahun ini," kata Humas Bulog Sumut, Rudi Adlyn di Medan, Rabu (15/4).

Untuk kesiapan membeli beras petani itu, Bulog akan melakukan "jemput bola" mulai turun ke sentra produsen hingga kerja sama dengan usaha penggilingan padi. "Kepala Bulog Sumut Fasika Khaerul Zaman dan staf terkait sudah langsung turun ke lapangan menjajaki pembelian ke petani. Tetapi tentunya mengacu pada ketentuan juga," katanya.

Ketentuan antara lain membeli gabah atau beras petani sesuai dengan harga pembelian pemerintah atau HPP sesuai Instruksi Presiden 17 Maret 2015. Dia mengakui, sesuai Instruksi Presiden 17 Maret 2015, tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh pemerintah, harga gabah dan beras dinaikkan.

Harga Gabah Kering Panen (GKP) di petani dengan kotoran air maksimal 25 persen menjadi Rp 3.700 per kg dari sebelumnya yang sebesar Rp 3.300 per kg. Sedangkan harga Gabah Kering Giling (GKG) di penggilingan dengan kotoran/butir hampa maksimal 10 persen menjadi Rp 3.750 per kg dari Rp 3.350 per kg.

Sementara harga beras di gudang Bulog antara lain dengan butir patah maksimal 20 persen menjadi Rp 7.300 per kg dari Rp 6.600 per kg sebelumnya. "Bulog hingga kini memang belum bisa beli beras petani karena harga di pasar masih jauh di atas HPP," katanya.

Harga beras di petani dewasa ini berkisar Rp 7.500-Rp 7.800 per kg. "Mudah-mudahan ada gabah atau beras yang segera bisa dibeli," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement