Rabu 15 Apr 2015 00:16 WIB

Damaikan Timur Tengah, Pemerintah Prakarsai Pertemuan Negara Islam

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Dwi Murdaningsih
Militer Arab Saudi dikerahkan ke Yaman untuk memerangi Houthi.
Foto: Reuters
Militer Arab Saudi dikerahkan ke Yaman untuk memerangi Houthi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla beserta sejumlah menteri dan tokoh agama lainnya, menggelar pertemuan di rumah dinas Wapres, kawasan Menteng, Jakarta malam ini. Pertemuan ini dilakukan sebagai bentuk respon pemerintah Indonesia terkait situasi dan kondisi dunia Islam saat ini.

Mengingat Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia, ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsudin mengatakan, pemerintah memutuskan menjadi mediator serta menggelar pertemuan bersama negara-negara Islam lainnya guna mendamaikan para umat Muslim yang tengah bertikai saat ini.

"Kami semua tadi sepakat untuk mendorong pemerintah Indonesia khususnya Wapres, untuk mengambil prakarsa sebagai negeri Muslim terbesar di dunia, untuk menciptakan ketertiban dunia dan perdamaian abadi, untuk bersama negara-negara Islam, cinta damai lainnya, mengambil prakarsa, mediasi untuk mendamaikan sesama yang bertikai Muslim di sana," kata Din usai pertemuan di rumah dinas Wapres, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (14/4).

Lanjut dia, pertemuan ini juga digelar untuk mencegah masuknya gejolak pertikaian luar negeri ke dalam negeri. Menurut Din, gejolak yang tengah terjadi di dunia internasional, khususnya di Timur Tengah saat ini, tak dapat lepas dari faktor internal suatu negara. Sehingga, ia menginginkan agar dunia Islam tetap kuat guna mencegah masuknya berbagai konflik.

"Kami mengimbau pada seluruh umat Islam dan bangsa Indonesia, marilah kita pelihara kerukunan, kedamaian di negeri kita tercinta ini dengan tetap mengedepankan, bila perlu kita sebarluaskan Islam ala Indonesia yang berwatak rahmatan lil 'alamin, atau jalan tengah yang sering disebut dengan moderat tadi," tambah Din.

Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pemerintah harus tetap menjaga situasi dan kondisi nasional saat ini. Hal ini penting untuk mengatasi masuknya aliran-aliran radikal seperti ISIS.

Menurut dia, untuk mencegah masuknya paham-paham radikal tersebut, maka umat Islam harus menyebarkan ideologi yang benar dan baik. Pertemuan ini pun, kata JK, dilakukan untuk membahas berbagai masalah yang tengah dihadapi dunia Islam serta dampaknya terhadap Indonesia.  

"Indonesia mengharapkan, tentu mendukung Pemerintah untuk selalu mengadakan upaya-upaya damai, dialog. Sebab Islam seperti rahmatan lil 'alamin," kata Kalla.

Pertemuan bersama negara-negara Islam ini akan digelar besok dengan mengundang berbagai duta besar dari negara Organisasi Konferensi Islam (OKI). Dalam pertemuan tersebut, rencananya, presiden akan menyampaikan sikap bangsa Indonesia terkait situasi di Timur Tengah yang tengah memanas saat ini.

"Besok, pemerintah, presiden akan mengundang para dubes-dubes negara OKI (Organisasi Konferensi Islam). Kira-kira 52 dubes di sini untuk bertemu agar pemerintah, presiden akan menyampaikan sikap Indonesia menghadapi situasi. Baru nanti kita lihat upaya apa yang dapat dilakukan bersama untuk memberikan kedamaian yang lebih baik di negara-negara Islam, khususnya OKI," jelas Wapres.

Dalam pertemuan ini turut dihadiri Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansyah, Wakil Menteri Luar Negeri Am Fachir, dan Wakil Menteri Agama Nasaruddin Syamsuddin. Sedangkan sejumlah pimpinan ormas yang tampak hadir, yakni Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia sekaligus Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, Ketua Dewan Penasehat ICMI Jimly Asshiddiqie, serta Ketua GP Anshor Nusron Wahid.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement