REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Operasi Antik 2015 khusus sasaran peredaran narkoba yang digelar di Lapas Klas II A Jambi, Selasa (14/4) dini hari, gagal karena warga binaan tidak bersedia digeledah dan diperiksa selnya oleh petugas kepolisian.
Hasil pantauan di Lapas Jambi, keributan terjadi karena puluhan anggota Polda Jambi itu datang membawa anjing pelacak. Warga binaan tak mau digeledah menggunakan anjing pelacak dan akhirnya kegiatan itu gagal.
Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Provinsi Jambi, Zulkipli Bustomi yang didampingi Kalapas Suyatna ketika dikonfirmasi membenarkan kegiatan operasi antik yang digelar Polda Jambi didalam lapas gagal karena warga binaan menolak untuk dirazia.
Suyatna mengatakan, operasi yang digelar tengah malam itu nyaris ribut karena kesalah fahaman antara warga binaan dengan petugas kepolisian dari Polda Jambi.
"Hanya terjadi keribut kecil saja, tidak sempat baku hantam dan hal itu hanya kesalah fahaman yang akibatnya operasi malam itu tidak bisa dilanjutkan," kata Zulkipli Bustomi.
Mengingat banyaknya jumlah tahanan yang mengamuk dan minta tidak dirazia, sementara personil polisi yang datang tak memadai, maka diputuskan untuk batal menggelar razia itu. Operasi ini akan dilakukan dikemudian hari untuk menghindari amukan para warga binaan.
"Malam ini memang gagal, lain kali kita ulangi lagi, kita tetap koordinasi dengan pihak kepolisian," kata Bustomi.
Sementara itu, Kasatgas II Operasi Antik 2015 Polda Jambi AKBP Ali Hadi usai melakukan razia tidak bisa dimintai keterangan. Menurut anggota yang ikut menggeledah didalam lapas, keributan dalam lapas memang karena kesalahpahaman warga binaan dengan anggota yang membawa anjing pelacak.
"Baku hantam memang tidak ada, cuman tadi kami dilempari oleh berbagai benda seperti botol minumanair mineral dan lainnya," kata anggota polisi itu.