Sabtu 11 Apr 2015 16:07 WIB

Sindiran Mega Ingatkan Jokowi tak Lupakan Partai Pendukung

Rep: c09/ Red: Esthi Maharani
 Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (tengah) berfoto bersama pengurus inti PDI Perjuangan pada Kongres IV PDI Perjuangan di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Bali, Jumat (10/4). (Republika/Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (tengah) berfoto bersama pengurus inti PDI Perjuangan pada Kongres IV PDI Perjuangan di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Bali, Jumat (10/4). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketidakharmonisan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mencuat. KIH mengaku penumpang gelap di kabinet Jokowi membuat hubungan KIH dan Jokowi putus.

 

Ketua DPP Partai Hanura, Syarifuddin Sudding, mengatakan sindiran Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, mengenai penumpang gelap di tubuh pemerintahan Jokowi merupakan pengingat agar Jokowi tidak lupa pada partai pengusungnya.

 

“Itu penegasan saja, kepada Presiden Jokowi agar tetap membangun kerjasama bersinergi dengan partai pendukung,” ujar Syarifuddin, saat dihubungi Republika, Sabtu (11/4).

 

Menurutnya, Presiden Jokowi jangan sampai melupakan keberadaan partai-partai pengusungnya dalam menjalankan pemerintahan. Sindiran Mega, kata dia, merupakan sebuah penegasan untuk mengingatkan Presiden akan peran Koalisi Merah Putih (KIH).

 

“Jangan lalu kemudian dalam perjalanannya partai-partai pendukung ini ditinggalkan,” jelasnya.

 

Sebelumnya Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengingatkan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk mewaspadai adanya penumpang gelap dalam pemerintahan.

"Penumpang gelap itu dapat menggoyang pemerintahan dan ingin menguasainya secara politik dan ekonomi," kata Megawati ketika menyampaikan pidato politik pada pembukaan Kongres IV PDI Perjuangan di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Bali, Kamis (9/4).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement