Jumat 10 Apr 2015 16:43 WIB

Sebanyak 40 Jenis Anggrek di Merapi Nyaris Punah

Rep: c97/ Red: Dwi Murdaningsih
Anggrek bulan di Loksado
Foto: Antara
Anggrek bulan di Loksado

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN - Sebanyak 40 jenis anggrek di wilayah Gunung Merapi hampir punah. Kondisi tersebut disebabkan oleh erupsi gunung merapi yang terjadi tahun 2010. Hal ini disampaikan oleh staf Bidang Pengendali Ekosistem Hutan (PEH), Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), Widya Kridaningsih, Jumat (10/4).

Berdasarkan data Balai TNGM, ada 95 jenis angrrek sebelum erupsi 2010. Namun pasca diterjang awan panas hingga awal 2015 ini, hanya ada sekitar 50-an jenis. Menurut Widya letusan besar yang terjadi lima tahun lalu memang berdampak besar pada keberadaan spesies tanaman, termasuk anggrek.

Salah satu spesies unggulan anggrek Merapi, Vanda tricolor, juga semakin sulit dijumpai di TNGM.

Sebagai upaya pemulihan ekosistem anggrek, Balai TNGM mencanangkan program adopsi anggrek Merapi. "Teknisnya, ada adopter yang membeli anggrek lalu ditanam di kawasan TNGM. Kontrak adopter ini selama dua tahun," kata Widya.

Saat ini ada tiga paket adopsi yang ditawarkan. Platinum, gold, dan silver. Widya menjelaskan, untuk paket platinum, adopter akan memperoleh satu bibit anggrek jenis Vanda tricolor seharga satu juta rupiah. Sedangkan paket gold seharga Rp 850 ribu, jenis anggrek yang ditanam adalah Eria hyacinthoides. Dan paket silver anggrek Dendrobium mutabile, seharga Rp 670 ribu. "Nantinya 10 persen dari harga adopsi akan digunakan untuk pemberdayaan masyarakat," tutur Widya.

Balai TNGM sebagai bekerja sama dengan pihak lain dalam penyelenggaraan program ini. Salah satunya dengan yayasan pemerhati lingkungan hayati bernama Kanopi dan masyarakat binaan di Turgo, Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem. "Perawatan anggrek akan dilakukan oleh masyarakat. Nanti adopter akan menerima laporan setiap enam bulan sekali," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement