REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Kantor Kepresidenan Luhut Binsar Panjaitan tak mau ambil pusing dengan pidato Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri yang banyak menyinggung soal hubungan Istana dengan partai pendukung. Luhut juga merasa bukan pihak yang disindir Mega dengan sebutan kaum oportunis.
"Masa saya oportunis. Masa saya prajurit dari bawah oportunis. Saya prajurit yang punya dignity, saya menghormati Ibu Mega sebagai mantan bos saya dan sebagai mantan presiden," ujarnya di gedung Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (10/4).
Meski demikian, mantan penasihat Tim Transisi Jokowi-JK tersebut enggan berbicara lebih banyak saat diminta komentarnya soal pidato Mega yang menyebut ada gerakan deparpolisasi yang ingin memisahkan Presiden dengan partai pendukungnya. "Bukan pada posisi saya jawab begitu," ucap mantan menteri perdagangan itu.
Seperti diketahui, dalam pidatonya pada Kongres IV PDIP di Bali, Megawati mengatakan ada gerakan deparpolisasi yang ingin memisahkan hubungan antara Presiden dengan partai pengusungnya.
"Mengatakan bahwa partai hanya sebagai ornamen demokrasi dan hanya sekadar alat tunggangan kekuasaan politik, sama saja mengerdilkan makna dan arti kolektivitas partai yang berasal dari rakyat," kata ketua umum PDIP tersebut saat membuka Kongres.
Tak hanya itu, Mega juga menyebut ada kaum oportunis yang kerap menikung partainya. "Mereka adalah kaum oportunis. Mereka tidak mau bekerja keras membangun partai. Merka tidak mau mengorganisir rakyat, kecuali menunggu, menunggu dan selanjutnya menyalip di tikungan," kata putri mantan presiden Sukarno tersebut.