Kamis 09 Apr 2015 21:32 WIB

Menperin Dorong Pengusaha Jepang Investasi ke Indonesia Timur

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Hazliansyah
Menteri Perindustrian, Saleh Husin
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Menteri Perindustrian, Saleh Husin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian Saleh Husin mendorong investor Jepang menanamkan modal mereka di Indonesia timur dan bermitra dengan pengusaha lokal. 

Menurut Saleh, investasi di Indonesia timur memiliki banyak keuntungan. Selain agar investor mendapat alternatif lokasi produksi, mereka juga akan lebih dekat dengan sumber bahan baku.

"Kita terus membuka ruang usaha berupa kawasan-kawasan industri terutama di luar Jawa di mana infrastrukturnya terus diperbaiki dan ditingkatkan," kata Saleh saat menerima 19 pengusaha asal Jepang yang tergabung dalam Japan Business Federation Keidanren, Kamis (9/4).

Untuk meyakinkan para investor, Saleh memaparkan bahwa pemerintah sangat serius membangun Indonesia timur. Keseriusan pemerintah terlihat pada prioritas pembangunan di berbagai sektor, antara lain pembangunan infrastruktur, tenaga listrik, pelabuhan, industrialisasi berorientasi ekspor, serta percepatan pembangunan di daerah.

“Dalam rangka pengembangan perwilayahan industri di luar Pulau Jawa, Kementerian Perindustrian dalam lima tahun ke depan akan membangun 14 kawasan industri,” ucap dia.

Menurut Saleh, investasi dari Jepang yang meningkat belakangan ini berada di bidang industri otomotif. Demi memperkuat struktur industri otomotif di Indonesia, ia memandang perlu adanya pengembangan industri baja hilir di dalam negeri. Oleh karenanya, pemerintah mengharapkan komitmen investasi pengusaha Jepang pada industri baja hilir nasional.

Kemenperin mendorong investor Jepang melakukan investasi di kawasan industri stainless steel di Buli, Bantaeng, Morowali, dan Konawe. Kecuali Buli yang berada di Maluku Utara, tiga kawasan industri lainnya berada di Sulawesi.

Sebelumnya, delegasi dari Keidanren juga telah bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Negara pada Rabu kemarin (8/4). Dalam pertemuan itu, investor menyampaikan hambatan-hambatan investasi yang mereka temui di Indonesia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement