Kamis 09 Apr 2015 21:21 WIB

'Jangan Perlakukan Jokowi Sebagai Petugas Partai'

Rep: C05/ Red: Bayu Hermawan
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kanan) memukul gong disaksikan putrinya Puan Maharani (ketiga kiri) dan Pelaksana Tugas (Plt) Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (kiri) saat pembukaan Kongres IV PDI Perjuangan di Sanur, Bali, Kamis (9/4).
Foto: Antara/Andika Wahyu
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kanan) memukul gong disaksikan putrinya Puan Maharani (ketiga kiri) dan Pelaksana Tugas (Plt) Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (kiri) saat pembukaan Kongres IV PDI Perjuangan di Sanur, Bali, Kamis (9/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Charta Politica, Yunarto Wijaya berharap Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tak memperlakukan Jokowi sebagai petugas partai. Ini menyikapi pidato pembukaan Megawati dalam kongres PDIP di Bali, Kamis (9/4).

Yunarto menilai pada pidato itu Mega menginginkan agar Jokowi patuh sepenuhnya dalam kehendak partai. Mega mengemas pidato itu dalam bahasa sindiran yang itu ditujukan pada Jokowi.

"Menurut saya Mega harusnya tidak seperti itu. Menganggap Jokowi petuga partai adalah hal yang tak tepat," katanya, Kamis (9/4).

Ia mengatakan harus ada pemaknaan ulang terkait relasi PDIP dan Jokowi. Intinya antara PDIP dan Jokowi bersifat saling saling membutuhkan.

"Jokowi tanpa PDIP tak bisa menjadi presiden. Begitu juga PDIP terdongkrak suaranya karena figure Jokowi," jelasnya.

Pada Kamis hari ini Kongres IV PDIP resmi dibuka oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Bali. Pada kesempatan itu, tampak hadir Zulkifli Hasan selaku Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) yang selama ini diketahui tergabung dalam partai Koalisi Merah Putih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement