REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pegawai Kedubes Amerika Serikat untuk Indonesia memakai batik setiap Jumat sebagai bentuk apresiasi mereka terhadap batik yang ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya milik Indonesia.
"Batik sangat populer di Kedubes AS. Oleh karena itu, kami selalu mengenakan batik setiap Jumat dan selalu menyelenggarakn batik fashion show," kata Wakil Dubes AS untuk Indonesia Kristen F. Bauer saat membuka lokakarya bertema 'Konservasi Tekstil Koleksi Batik Bersejarah Iwan Tirta' di Museum Tekstil, Kamis (9/4).
Kristen mengatakan masyarakat AS memandang batik sebagai warisan budaya Indonesia yang dapat diadopsi atau digunakan semua orang di seluruh dunia.Dalam kompetisi "fashion show" yang diselenggarakan di Kedubes AS pada Oktober lalu, mereka pun kagum dengan hasil karya batik Jawa yang dipadukan dengan kostum "Wonder Woman".
Kecintaan pada batik Indonesia juga ditunjukkan oleh warga AS asal Washinton DC yang lahir di Surabaya, Julia M. Brennan."Saya suka batik-batik yang berasal dari Jawa Tengah, terutama Yogya dan Solo. Yang menjadi favorit saya adalah Batik Parang," kata Julia yang juga konservator tekstil spesialis konservatif preventif.
Julia mengatakan dirinya menyukai motif Batik Parang yang abstrak dengan bermacam-macam warna, seperti krem, cokelat dan biru.Ia mulai menyukai batik saat ibunya mengenakan rok batik hasil rancangan Iwan Tirta, salah satu model batik dan fesyen kebanggaan Indonesia.
Sebagai konservator, Julia pun dipercaya untuk memandu lokakarya konservasi tekstil yang bertujuan memperbaiki dan merawat 25 batik karya Iwan Tirta dari koleksi Kedubes AS. Lokakarya yang merupakan kerja sama antara Museum Tekstil dan Kedubes AS tersebut diharapkan mempererat hubungan bilateral Indonesia dan Amerika Serikat lewat budaya.