Kamis 09 Apr 2015 13:11 WIB

Megawati: Ada 'Penumpang Gelap' dalam Pemerintahan Jokowi

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Foto: Antara
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengingatkan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk mewaspadai adanya 'penumpang gelap' dalam pemerintahan.

"Penumpang gelap itu dapat menggoyang pemerintahan dan ingin menguasainya secara politik dan ekonomi," kata Megawati ketika menyampaikan pidato politik pada pembukaan Kongres IV PDI Perjuangan di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Bali, Kamis (9/4).

Hadir pada pembukaan kongres antara lain, Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, sejumlah menteri kabinet yakni Menko Pembangunan Manusia dan Perempuan Puan Maharani, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, dan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly.

Hadir juga Ketua MPR RI yang juga Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan, Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta Odang, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Hanura Wiranto, Ketua Umum PKPI Soetiyoso, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuziy.

Mega menambahkan PDI Perjuangan yang telah berjuang dan menghadapi tantangan berat selama 10 tahun mendapat kepercayaan dari masyarakat dan saat ini telah berada di pemerintahan. Namun, dinamika pemilu legislatif dan pemilu preisden masih menyisakan sejumlah pekerjaan rumah.

"Saya mengkhawatirkan ada pihak-pihak yang tidak ikut berjuang dalam pemilu presiden, tiba-tiba hadir menjadi 'penumpang gelap' di pemerintahan," katanya.

Menurut Megawati, 'penumpang gelap' itu yang semula menyatakan komitmen untuk membangun bangsa tapi kemudian memiliki kepentingan untuk menguasai pemerintahan. Presiden kelima Republik Indonesia ini mencontohkan, pemerintah harus ekstra hati-hati dengan kontrak karya minyak dan gas bumi (migas) dan sumber daya alam lainnya.

Megawati menegaskan, 'penumpang gelap' itu adalah kaum oportunis yang tidak mau bekerja sama dengan partai politik yang sudah berjuang dan mengusung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden. Penumpang gelap ini, kata dia, menunggu waktu yang tepat dan akan menyalip di tikungan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement