Rabu 08 Apr 2015 17:11 WIB

Kawasan Pendidikan Jatinangor Lahan Subur Gepeng

Rep: mj03/ Red: Agus Yulianto
Gelandangan dan pengemis.   (ilustrasi)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Gelandangan dan pengemis. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tidak asing lagi jika di kawasan pendidikan Jatinangor masih banyak para gelandangan dan pengemis (gepeng) yang berkeliaran. Mereka mengamen dan meminta-minta dari satu tempat ke tempat dengan mimik muka yang memelas. Akibatnya, sebagian orang merasa iba sampai memberikan beberapa koin recehan untuk mereka.

Menurut Elis, staf Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Jatinangor, gepeng kerap memanfaatkan keberadaan kampus besar dengan jumlah mahasiswa yang tidak sedikit. Dengan kondisi itu, membuka kesempatan banyak orang untuk mencari rezeki.

“Salah satu faktor banyaknya gelandangan dan pengemis di Jatinangor adalah karena daerah ini sangat memiliki potensi untuk mencari uang,” kata Elis, Rabu (8/4)

Seli salah satu mahasiswa Unpad mengatakan, bahwa tempat makan kaki lima merupakan tempat yang paling sering menjadi sasaran para gepeng.  “Tempat yang biasa yang ramai dengan gepeng adalah di daerah yang padat dengan kost  mahasiswa, seperti Ciseke dan di depan kampus Unpad,” ujarnya.

Seli menambahkan  pernah ada mobil pick-up yang membawa gepeng dan diturunkan di wilayah Jatinangor. Selain itu, ada juga satu anak yang mengaku sengaja mengemis untuk membantu orang tuanya.

Kondisi Jatinangor yang selalu ramai di sepanjang hari, membuat para gepeng juga setiap saat meminta belas kasihan dari mahasiswa. Gepeng yang berkeliaran di sekitaran wilayah Jatinangor tidak hanya orang dewasa melainkan juga anak-anak. “Kebanyakan dari mereka bukan warga asli Jatinangor, melainkan para pendatang dari berbagai daerah seperti Cicalengka, Cirebon, Indramayu,” kata Elis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement