Selasa 07 Apr 2015 15:20 WIB

TNI AU Modernisasi Alutsista

KSAU Marsekal TNI Agus Supriatna menjelaskan kenangannya ketika terbang dengan pesawat tempur Hawk MK-53 di Lapangan Udara Adisutjipto, Yogyakarta, Kamis (12/3). (Antara/Sigid Kurniawan)
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
KSAU Marsekal TNI Agus Supriatna menjelaskan kenangannya ketika terbang dengan pesawat tempur Hawk MK-53 di Lapangan Udara Adisutjipto, Yogyakarta, Kamis (12/3). (Antara/Sigid Kurniawan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Agus Supriatna, mengatakan, TNI AU harus terus melakukan modernisasi strategi dan alutsista untuk mendukung pertahanan wilayah udara NKRI.

"Hingga akhir 2014, kita sudah punya pesawat Sukhoi SU-30 sebanyak 16 unit, pesawat F-16 sebanyak 5 unit. Kedepan kita punya rencana dan strategi ingin pesawat 'early warning', yang bisa "mencover" kegiatan wilayah operasi udara," kata KSAU usai gladi bersih persiapan HUT TNI AU ke 69, di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Selasa (7/4).

Selain itu, kebutuhan radar guna mencakup seluruh wilayah dari Sabang sampai Marauke juga harus diperbanyak. Dia mengatakan, kebutuhan radar saat ini mencapai 32 radar, namun hingga kini baru terpenuhi 22 radar.

"Dua radar juga sudah datang tahun ini. Setiap tahun terus bertambah, sampai kita bisa mencover seluruh wilayah NKRI," ucapnya.

Tak hanya itu, TNI Angkatan Udara juga mengajukan dua jenis pesawat tempur generasi kelima yakni Sukhoi Su-35 buatan Rusia dan pesawat tempur F-16 block 70 buatan Amerika.?Pesawat tempur super canggih ini akan menggantikan pesawat F-5 yang sudah tidak layak terbang.

Agus mengatakan, saat ini TNI AU sudah mengkaji kedua jenis pesawat itu. Dari generasinya, kedua pesawat itu merupakan yang terbaik di kelasnya.

"Dari TNI AU sudah mengkaji Sukhoi 35 dan pesawat F-16 Block 70. Ini generasinya jelas diatas pesawat-pesawat tempur yang kita punya saat ini," ujarnya.

Hasil kajian tersebut sudah diajukan ke Kementerian Pertahanan (Kemenhan). Saat ini pihaknya hanya menunggu keputusan Kemenhan untuk menjatuhkan pilihan ke pesawat yang mana.

Dia melanjutkan, pesawat itu mulai didatangkan secara bertahap mulai tahun depan. Sedangkan untuk menunggu benar-benar lengkap dipastikan hingga tahun 2020.

"Jadi kita tidak beli langsung satu skuadron. Secara bertahap. Kan negara luar juga bikin pesawat tempur terbatas. Semua pabrikan di dunia misalnya mereka bikin 20 unit, nah setelah negosiasi antara pemerintah maka 4 unit bisa dijual untuk Indonesia," ucapnya.

Sambil menunggu kehadiran pesawat Sukhoi SU-35 atau F-16 Block 70 dipastikan pesawat tempur yang ada masih bisa beroperasi. Bahkan, pesawat tempur F-5 masih sanggup beroprasi hingga tahun 2020.

"F-5 masih bagus sampai 2020, tapi memang sudah tidak bisa "combat"," ucapnya

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement