REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Terobosan teranyar di bidang pertanian, kembali dilakukan Pemkab Indramayu. Terobosan itu adalah menyiapkan asuransi pertanian agar para petani bisa terproteksi dalam usahataninya.
Sebelumnya, Pemkab Indramayu pun telah mengeluarkan Peraturan Daerah (perda) Nomor 16 tahun 2013 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan mengeluarkan Instruksi Bupati Nomor 3 tahun 2014 tentang Percepatan Penerapan Inovasi Teknologi Penanaman Padi Sawah dengan sistem tandur jajar legowo.
Bupati Indramayu Hj Anna Sophanah mengatakan, saat ini, program asuransi pertanian tengah diujicobakan dan diterakan di Kecamatan Sliyeg. Kata dia, dipilihnya kecamatan ini karena masyarakatnya sangat antusias bercocok tanam padi. Apalagi, daerah ini, secara teknis irigasi merupakan daerah ujung dari pelayanan saluran irigasi Bendung Rentang, Kabupaten Majalengka.
“Jika ujicoba ini berhasil, kami akan lakukan perlindungan asuransi bagi petani ini di seluruh kecamatan yang ada di Indramayu,” katanya, Selasa (7/4).
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu, Firman Muntako, mengatakan, luas areal pertanian di Kecamatan Sliyeg saat ini mencapai 4.304 hektare. Sawah itu tersebar di delapan desa dan terbagi ke dalam 25 kelompok tani.
“Asuransi pertanian ini bekerja sama dengan Columbia University dan sudah mendapatkan respons positif dari para petani di Kecamatan Sliyeg dan lainnya,” katanya.
Menurut Firman, asuransi pertanian ini diterapkan bukan saja untuk mengantisipasi gagal panen oleh keadaan iklim. Namun, juga oleh serangan organisme tanaman (OPT) ketika musim gadu. Sementara itu untuk curah hujan yang disepakati adalah minimal 50 milimeter per detik.
Premi yang disiapkan oleh Columbia University adalah sebesar Rp 250 ribu per orang per musim gadu, dengan nilai klaim mencapai Rp 3 hingga 4 juta per hektare. Sedangkan Pemkab Indramayu menyiapkan pola pendampingan dan berbagai kebutuhan local untuk mendukung program tersebut.
“Pengkajian lanjutan dengan Columbia University terus kita lakukan secara intensif agar petani benar-benar terlindungi dan terproteksi,” ujar Firman.