REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Pengembangan manajemen pariwisata budaya menjadi faktor penting dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia (SDM). Pasalnya, dengan adanya kualitas SDM yang lebih baik, maka diyakini akan menentukan perkembangan pariwisata di suatu daerah.
“Artinya, peningkatan kualitas SDM menjadi salah satu kunci dalam pengelolaan maupun dalam perencanaan kebijakan yang dilakukan pemerintah maupun swasta. Ini tentunya agar bisa memenangkan persaingan,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar Nunung Sobari pada acara ‘Peningkatan Kompetensi Pengembangan Manajemen Pariwisata Budaya’, 7-10 April 2015, di Hotel Aston, Kabupaten Cirebon.
Dikatakan Nunung, bahwa pariwisata merupakan kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat. Sehingga, hal itu akan membawa berbagai dampak terhadap masyarakat setempat.
Bahkan, pariwisata dikatakan mempunyai dampak luar biasa yang membuat masyarakat mengalami perubahan dalam berbagai aspeknya. Di samping berbagai dampak yang dinilai positif, maka hampir semua penelitian juga menunjukkan adanya berbagai dampak yang tidak diharapkan, seperti semakin buruknya kesenjangan pendapatan antara kelompok masyarakat, memburuknya ketimpangan ekonomi dan lainnya.
Dampak negatif ini, kata Nunung, disebabkan karena pengembangan pariwisata semata-mata dilakukan dengan pendekatan ekonomi dan pariwisata dipersepsikan sebagai instrumen untuk meningkatkan pendapatan. “Terutama oleh bidang usaha swasta dan pemerintah,” ujarnya.
Sementara itu, banyak pakar yang menyadari bahwa pariwisata sebagai produk unggulan di sektor yang lainnya. Meskipun membutuhkan lingkungan yang baik, namun bila dalam pengembangannya tidak memperhatikan daya dukung lingkungan dan kerentanan lingkungan terhadap, maka jumlah wisatawan itu akan menimbulkan dampak negatif.
Nunung mengatakan, dengan tingginya wisatawan yang berkarakter nature based, pada satu sisi sangat positif dan bermanfaat. Namun, pada sisi lain, terlihat belum adanya pendalaman terhadap fungsi lingkungan atau masih banyak masyarakat yang belum sadar akan pentingnya ‘nature related tourism’.
Salah satu faktor utama hal tersebut yaitu dengan cara mengubah prilaku pengunjung dari sekedar mengetahui menuju kepada suatu pemahaman keterkaitan alur dengan kehidupan manusia. Selain itu, pendalaman terhadap sumber daya alam hayati atau ekosistemnya menjadi satu prioritas utama dibandingkan dengan hanya memikirkan luas kawasan atau keindahan kawasan saja.
Karena itu, dikatakan Nunung, sejalan dengan dinamika, gerak perkembangan pariwisata merambah dalam berbagai terminologi. Seperti, sustainable tourism development, village tourism, ecotourism. Hal ini, kata dia, merupakan pendekatan pengembangan kepariwisataan yang berupaya untuk menjamin agar wisata dapat dilaksanakan di daerah tujuan wisata bukan perkotaan.
Kepala Balai Pengembangan Kemitraan SDM Kepariwisataan Dan Kebudayaan Jabar Rusyandi mengatakan, tujuan dilaksanakan kegiatan ini yaitu meningkatkan pengetahuan dan kemampuan para peserta dalam mengembangkan wisata budaya. Selain itu, terciptanya SDM yang profesional yang mampu berdaya saing dalam bidang pariwisata.