REPUBLIKA.CO.ID, AMAZON -- Sebuah studi baru menunjukkan hutan hujan Amazon telah kehilangan kemampuannya untuk menyerap karbondioksida (co2) dari atmosfer.
Studi tersebut dipublikasikan di dalam jurnal Nature oleh peneliti dari Universitas Leeds. Pada 1990, hutan Amazon digunakan untuk menyerap sekitar dua miliar ton co2 per tahun. Namun, sekarang Amazon hanya mampu menyerap 50 persen c02 dari jumlah tersebut, dilansir dari Voicechronicle, Senin (6/4).
Selama beberapa dekade, hutan hujan Amazon berfungsi sebagai penyerap karbon utama dunia. Karbon sangat penting bagi lingkungan karena membantu memperlambat proses perubahan iklim dan mengurangi efek rumah kaca dengan mengubah co2 menjadi oksigen.
Akan tetapi, kemampuan Amazon dalam menyerap co2 itu disinyalir diakibatkan oleh banyaknya perusakan pohon. Tingkat kematian pohon di hutan hujan Amazon mengalami lonjakan besar.
Dalam penelitian ini, para ilmuwan menganalisis 321 plot hutan di seluruh Amazon, lalu mengidentifikasi dan mengukur 200 ribu jenis pohon. Mereka juga mencatat tingkat kematian pohon dan pertumbuhan baru sejak tahun 1980-an.
Hasil analisis menunjukkan, peningkatan karbon dioksida di atmosfer mampu meningkatkan percepatan pertumbuhan pohon-pohon di Amazon. "Stimulasi pertumbuhan itu menyebabkan pohon hidup lebih cepat dan mati pun lebih cepat," jelas Profesor Oliver Phillips, dari Universitas Leeds.