Senin 06 Apr 2015 20:00 WIB
Situs Islam Diblokir

Mahasiswa Aceh Tolak Pemblokiran Situs Islam

Ini daftar 19 situs yang dianggap radikal.
Ini daftar 19 situs yang dianggap radikal.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH-- Aliansi Mahasiswa Muslim se Aceh menyatakan menolak pemblokiran situs Islam oleh pemerintah karena situs Islam tersebut bukanlah menyiarkan radikalisme, tetapi media berdakwa masyarakat Islam Indonesia.

Penolakan tersebut disampaikan massa Aliansi Mahasiswa Muslim se Aceh dalam unjuk rasa di Bundaran Simpang Lima, Banda Aceh, Senin (6/4). Unjuk rasa yang diikuti sekitar 20-an mahasiswa tersebut mendapat pengawalan ketat aparat kepolisian. Aksi tersebut sempat menimbulkan kemacetan di bundaran padat lalu lintas di Kota Banda Aceh itu.

Maulidan Ariandi, koordinator aksi, menyatakan, pemerintah beberapa waktu lalu memblokir 22 situs Islam di jaringan internet. Situs itu diblokir karena dinilai menyebarkan paham radikal. Padahal, kata dia, tidak ada situs internet Islam yang menyebarkan radikalisme dan mengajarkan permusuhan. Islam adalah agama yang menghargai toleransi.

"Karena itu, kami menyesalkan sikap pemerintah memblokir situs-situs Islam dan mendesak pemerintah segera membatalkan pemblokiran tersebut," ungkap Maulidan Ariandi.

Maulidan menyebutkan, media internet merupakan tempat berbagi dan berdakwah. Selain itu, dengan adanya media internet, banyak informasi tentang Islam yang bisa diperoleh. Jadi, kata dia, informasi Islam dan menjadikan situs sebagai media berdakwa jangan dianggap radikalisme. Sebab, Islam tidak mengenal radikalisme.

"Maka itu, atas mana rakyat Aceh, kami dari Aliansi Mahasiswa Muslim menyesalkan sikap pemerintah yang memblokir situs-situs Islam tanpa alasan dan dasar hukum yang jelas. Kami mendesak pemblokiran tersebut dibatalkan," kata dia.

Selain itu, Maulidan menyatakan pihaknya akan terus memperjuangkan agar pemerintah membuka situs Islam yang diblokir. Sebab, pemblokiran tersebut tidak memiliki alasan dan dasar hukum yang kuat.

"Kami juga menyerukan kepada mahasiswa muslim menyuarakan penolakan pemblokiran situs Islam. Mahasiswa menolak radikalisme. Radikalisme yang menjurus terorisme bukanlah ajaran islam. Islam tidak mengajarkan permusuhan," kata Maulidan Ariandi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement