Senin 06 Apr 2015 15:25 WIB

Mau Maju Jadi Ketum PDIP? Nanti Saja...

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Esthi Maharani
Megawati
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Megawati

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Ketua DPD PDI-P Provinsi Bali, I Wayan Koster menilai sosok Megawati Soekarnoputri sebagai pemimpin yang tegas dan berwibawa. Dia pun tak ragu memberikan dukungan penuh untuk putri Proklamator RI tersebut.

"Beliau (Megawati) yang membuat partai ini kuat dan solid. Pencalonan kader lainnya bukannya dilarang, namun nanti saja pasti ada kesempatannya," kata Koster di Denpasar, Senin (6/4).

Politikus yang juga anggota DPR itu menilai Mega mampu mengonsolidasikan partai berlambang banteng itu dengan baik. Oleh sebabnya, Mega layak dipromosikan kembali sebagai ketua umum untuk periode berikutnya, 2015-2020.

Salah satu bukti keberhasilan Mega adalah kemenangan PDI-P dalam pemilihan presiden tahun lalu dengan perolehan suara mencapai 19 persen. Koster juga menilai Mega berani memutuskan PDI-P berdiri sebagai oposisi demi ideologi Pancasila yang digaungkan Bung Karno.

Kongres IV PDIP akan berlangsung di Inna Grand Bali Beach Hotel, Sanur pada 8-12 April 2015. Sejauh ini, persiapan Kongres PDI-P, menurut Koster yang juga ketua panitia lokal ini sudah matang. Harapannya, acara ini berjalan tertib, aman, dan lancar berdasarkan kerja sama berbagai pihak.

Sebelumnya, survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menunjukkan ada sejumlah figur yang dinilai cocok untuk menjabat ketua umum PDI-P yang baru. Mereka adalah Joko Widodo, Puan Maharani, Ganjar Pranowo, dan Pramono Anung. Nama-nama itu merupakan suara terbuka dari para DPC PDIP di 34 provinsi.

Koster kembali membantah ada sekitar 31,5 persen atau 147 Dewan Pimpinan Cabang (DPC) yang berharap Mega tak lagi mencalonkan diri sebagai ketua umum.

"Itu mungkin saja kader-kader yang tidak mengetahui perkembangan internal partai, seperti yang tidak ikut rapat kerja nasional (rakernas). Semuanya ingin Ibu Megawati kembali memimpin," ujar Koster.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement