Ahad 05 Apr 2015 20:26 WIB
Peringatan 2 Abad Meletusnya Tambora

Gemuruh Tambora di Sumbawa Terdengar Hingga Makassar

Rep: c15/ Red: Joko Sadewo
Skema radius letusan Gunung Tambora pada 1815 silam.
Foto: Wikimedai Common/Clive Oppenheimer
Skema radius letusan Gunung Tambora pada 1815 silam.

REPUBLIKA.CO.ID, Sebelum meletus hebat pada 1815, Gunung Tambora yang terletak di Sumbawa, Indonesia sudah menunjukan tanda-tandanya. Pada 1812, seperti dicatat oleh Volcano Discovery kaldera gunung Tambora mulai bergemuruh dan menghasilkan awan hitam. Gemuruh yang dikeluarkan oleh Gunung Tambora bahkan terdengar hingga Makassar dan pulau Jawa.

Pada 5 April 1815, Gunung kembali bergemuruh dengan kencang. Berbeda dengan pada saat 1812, suara gemuruh juga diiringi gempa vulkanik di sekitaran daerah Tambora. Suara gemuruh dari Gunung Tambora tersebut terdengar di seluruh Indonesia, seperti Ternate, Jakarta, bahkan Palembang.

Pada saat itu banyak pihak mengira itu hanya sekedar suara senapan tanpa ada persiapan apapun. 6 April 1815, abu vulkanik mulai jatuh di Jawa Timur dan daerah Ternate.

10 April 1815 malam, tepatnya pukul 07.00 letusan gunung memulai puncaknya. Kaldera yang semula hanya mengeluarkan asap, kini meluncurkan tiga lajur api yang kemudian menjadi satu. Dalam jangka waktu tiga jam, pegunungan Tambora berubah menjadi aliran api besar.

Tak hanya langit yang tiba-tiba menjadi gelap dan asap yang menyesakkan dada, pada pukul 20:00, terjadi hujan batu berdiameter 20 centimeter. Abu Vulkanikpun akhirnya turun dan aliran lava menghapus seluruh desa yang ada di sisi semenanjung Tambora.

Ledakan besar terdengar sampai sore tanggal 11 April. Abu menyebar sampai Jawa Barat dan Sulawesi Selatan. Bau "nitrat" tercium di Batavia dan hujan besar yang disertai dengan abu tefrit jatuh, akhirnya reda antara tangal 11 dan 17 April 1815.

Catatan Thomas Raffles bahkan menyebutkan letusan Gunung Tambora ini bahkan empat kali lebih besar ketimbang letusan gunung Krakatau pada 1883. Sebelum meletus, Gunung Tambora merupakan gunung tertinggi di Indonesia. Tinggi tambora sekitar 4.300 meter, pascaletusan Tambora hanya memiliki tinggi 2.852 meter.

Hingga 15 Juli 1815 Ledakan berhenti, walaupun emisi asap masih terlihat pada tanggal 23 Agustus. Api dan gempa susulan dilaporkan terjadi pada bulan Agustus tahun 1819, empat tahun setelah letusan.

Tsunami besar menyerang pantai beberapa pulau di Indonesia pada tanggal 10 April, dengan ketinggian di atas 4 m di Sanggar pada pukul 10:00 malam.[1] Tsunami setinggi 1–2 m dilaporkan terjadi di Besuki, Jawa Timur sebelum tengah malam dan tsunami setinggi 2 m terjadi di Maluku.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement