Ahad 05 Apr 2015 16:46 WIB
Peringatan 2 Abad Meletusnya Tambora

Ini Sejarah Meletusnya Gunung Tambora Dua Abad Lalu

Rep: c15/ Red: Bilal Ramadhan
Gunung Tambora di Sumbawa
Foto: Istimewa
Gunung Tambora di Sumbawa

REPUBLIKA.CO.ID, Gunung Tambora yang berada di Sumbawa, Indonesia merupakan salah satu gunung yang paling membawa dampak besar jika meletus. Pada 10 April 1815 silam, letusan gunung tambora mampu mengeluarkan 50-150 kilometer kubik magma.

Letusan 10 April silam tersebut merupakan salah satu sejarah yang terbesar dalam waktu kurun waktu 10.000 tahun terakhir. Letusan Gunung Tambora mampu menghancurkan 30 km dari badan gunung. Pecahan letusan tersebut kemudian bahkan membentuk pergunungan baru disekitaran Tambora. Luas permukaan kaldera yang terbentuk seluas enam kilometer dengan kedalaman 1.250 meter.

Sebanyak 100 ribu orang dinyatakan meninggal akibat letusan Gunung Tambora ini. Wilayah sumbawa sendiri hingga mengalami kerusakan berat, dan membawa dampak hingga benua asia, amerika dan eropa. Tak hanya itu, aliran lava membuat rusaknya lahan pertanian dan pesisir pantai Sumbawa. Bahkan seluruh desa di Sumbawa terkubur oleh batu apung yang besar.

Akibat letusan sebanyak 8 kali letusan kecil, 2 kali letusan utama dan 16 kali letupan itu membuat tsunami besar dengan ketinggian gelombang lebih dari 10 meter. Gempa Vulkanik pun kerap terjadi sesaat sebelum letusan terjadi. Volcano Discovery mencatat gempa yang terjadi saat itu terjadi hingga beberapa kali dengan skala 3-4 skala richter.

Seperti dilansir oleh volcanodiscovery.com, letusan Gunung Tambora menyebabkan sebagian eropa tertutup awan gelap. Sebab, sebagian besar abu dan aerosol dari letusan tersebut menembus hingga bagian stratosfer.

Efek letusan tambora tak hanya berdampak di dataran saja, tetapi juga membawa dampak pada perubahan iklim yang drastis. Kerusakan iklim global saat itu bahkan terjadi selama satu tahun. Selama satu tahun, di dataran eropa dan asia bahkan tak memiliki musim panas.

Perubahan iklim drastis ini diakibatkan oleh meningkatnya penyerapan sinar matahari karena tabir aesorol dalam bentuk SO2. Perubahan iklim ini bahkan sempat merusak lapiran stratosfer. Selama satu tahun lamanya, suhu global turun sebanyak 3 derajat celsius selama satu tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement