REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU -- Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, Hajrah AS mengatakan, kondisi kesehatan bayi di Mamuju bisa disebut mengkhawatirkan. Hal ini terlihat banyaknya bayi yang mengalami stunting (tubuh pendek) sejak mereka masih di bawah umur dua tahun.
Menurut Hajrah, dari data dinas kesehatan tahun 2013 yang dirilis pada 2014, dari 3000 bayi yang ada di Mamuju, sekitar 33 persen bayi tersebut mengalami masalah stunting. "Persoalan ini dikarenakan banyak dari mereka yang kekurangan gizi saat masih di dalm kandungan maupun dua tahun setelah dilahirkan," ujar Hajrah, baru-baru ini.
Hajrah menuturkan, faktor ekonomi memang menjadi salah satu pendorong tingginya angka kekurangan gizi bayi yang membuat pertumbuhan mereka kurang maksimal sejak kecil. Selain itu faktor kesehatan lingkungan di sekitar bayi pun sangatlah penting dalam memicu perkembangan seorang bayi.
Lingkungan yang kurang bersih, lanjut Hajrah, menjadi penentu sehat-tidaknya bayi. Dia memisalkan, meski gizi yang diberikan pada bayi sudah baik, namun lingkungan sekitar kurang sehat, maka bayi tersebut tetap tidak bisa tumbuh dengan maksimal.
"Sekarang dia (bayi) makan dengan gizi yang bagus. Namun lingkungan kurang sehat sehingga bayi terserang diare atau cacingan. Maka asupan gizi yang diberikan kepada bayi jelas tidak akan terserap. Jadi lingkungan ini faktor yang sangat penting juga," lanjut Hajrah.
Untuk mengurangi peningkatan penyakit stunting, Dinkes Mamuju terus mendorong ibu-ibu dan bayinya untuk melakukan konseling dan pemeriksaan rutin bayi. Selain itu, Dinkes juga membantu keluarga yang kurang mampu agar mereka minimal bisa memberikan asupan gizi yang baik bagi bayi.