Jumat 03 Apr 2015 22:10 WIB

Eceng Gondok Hambat Transportasi di Hulu Sungai Utara

Seekor burung pelikan mencari makan diantara eceng gondok dan sampah Waduk Pluit, Jakarta Utara, Rabu (2/7).(Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Seekor burung pelikan mencari makan diantara eceng gondok dan sampah Waduk Pluit, Jakarta Utara, Rabu (2/7).(Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, AMUNTAI, KALSEL -- Tumbuhan eceng gondok di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, kembali menghambat transportasi air warga yang tinggal di daerah pinggiran sungai.

Warga Desa Sapala, Kecamatan Paminggir, saniah di Sapala Jum'at mengatakan, eceng gondok yang tumbuh subur di sepanjang sungai di daerahnya, tidak hanya menghambat warga yang akan pergi ke sawah maupun ke pasar, namun juga menghambat siswa untuk menuju sekolah.

Para siswa di Desa Sapala, harus berkutat dengan banyaknya tanaman eceng gondok yang mengepung, saat mereka mengayuh sampan menuju lokasi sekolah mereka yang terletak di seberang desa.

Kondisi alur sungai yang dipenuhi tanaman eceng gondok, menuruat warga setempat bisa mengganggu para siswa bahkan hingga dua bulan selama air pasang.

Menurut Saniah, para siswa enggan berjalan kaki menuju sekolah mereka yang terletak di seberang desa, karena jarak jembatan gantung dengan tempat tinggal mereka cukup jauh.

"Siswa kadang harus memutar jalan sepanjang 500 meter untuk mencapai jembatan yang menjadi, satu-satunya penghubung daerah tersebut dengan kawasan seberang.

Ia mengaku prihatin akan kondisi tersebut, sehingga diharapkan pemerintah bisa membangunkan infrastruktur jalan dan pendidikan untuk menunjang kelancaran proses belajar dan mengajar.

Selain itu, kata dia, juga untuk memotivasi siswa agar terus bersekolah dan tidak berhenti ditengah jalan akibat kesulitan yang mereka hadapi.

Saniah berharap, Pemerintah Daerah bisa membangunkan satu lagi jembatan gantung anak para siswa tidak memutar jalan terlalu jauh. Sebagian siswa yang memilih menggunakan sampan menuju sekolah, namun harus berhadapan dengan kepungan eceng gondok yang memenuhi aliran sungai di desa mereka.

"Persoalan eceng gondok ini hanya terjadi saat air sungai pasang, jika musim kemarau siswa maupun warga tidak kesulitan mengayuh sampan untuk bepergian ke seberang," katanya.

Namun demikian, tambah dia, jika dibangunkan satu lagi jembatan gantung, tentu warga tidak perlu lagi jalan kaki terlalu jauh untuk menuju daerah seberang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement