Jumat 03 Apr 2015 10:14 WIB

JK Minta Pengusaha tak Masuk Ranah Politik

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Dwi Murdaningsih
Wapres Jusuf Kalla.
Foto: Antara
Wapres Jusuf Kalla.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta agar para pengusaha muda tetap fokus dalam menjalankan bisnisnya. Ia pun meminta agar mereka tetap menjadi profesional dalam bidangnya dan tak beralih menjadi politisi.

"Jangan punya kemampuan sedikit langsung berpikir politik, tiba-tiba mau ikut pilkada, bupati. Itu profesi yang baik, tapi kalau semua nya begitu, kita kehilangan generasi di bidang pengusaha," kata JK dalam Pelantikan Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI 2015-2018 di Hotel Ritz Carlton, Kamis (2/4) malam.

Lanjutnya, ia pun berharap agar para pengusaha muda tersebut justru menekuni keahliannya dalam masing-masing bidang. Sebab, dengan begitu dapat membantu memajukan bangsa. 

"Harapan saya, Anda semua yang muda ini harus selalu profesional dan fokus. Banyak yang bagus, tapi berpikirlah lebih fokus. Kalau anda kontraktor, bekerja lah yang baik, perkebunan, jasa dan seterusnya," tambah dia. 

Saat ini, bangsa Indonesia lemah dalam penguasaan ekonomi. Menurut dia, seluruh masyarakat dari berbagai suku pun harus dapat menguasai perekonomian sehingga pertumbuhan dapat lebih adil dan merata.  

Kalla mengatakan, jika pertumbuhan perekonomian tak merata dapat menimbulkan masalah ketidakadilan. Ia pun menyebutkan sejumlah negara yang hancur karena munculnya ketidakadilan di dalam negeri tersebut, seperti bangsa di Timur Tengah.   

"Karena itulah satu-satunya yang menciptakan pertumbuhan yang adil, bergeraknya pengusaha, yang menciptakan nilai-nilai yang digerakan di seluruh nusantara. Semua dari berbagai daerah. Harapannya anda punya inisiatif," jelas Kalla.

Selain itu, ia juga meminta agar para generasi muda tetap bersemangat membangun bangsa. Hal itu menjadi kunci utama kemajuan suatu bangsa. "Jadi dari semua negara maju, harus punya semangat untuk maju. Itu tentu yang paling menentukan," tambah dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement