Rabu 01 Apr 2015 20:11 WIB

Kepemimpinan Megawati di PDIP Ungguli Jokowi

Rep: Agus Raharjo/ Red: Karta Raharja Ucu
Megawati
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Megawati

REPUBLIKA.CO.ID,

Komunikasi Megawati ke Daerah Dinilai Kurang

JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarno Putri masih dianggap sebagai tokoh paling mumpuni di partai berlambang Banteng tersebut. Dalam sensus Centre for Strategic and International Studies (CSIS), putri dari Presiden pertama Republik Indonesia, Ir Soekarno ini masih dominan dari beberapa aspek penting sebagai pimpinan PDIP.

Megawati unggul karena masih dianggap kader PDIP sebagai sosok yang paling berintegritas, paling mumpuni dalam manajemen organisasi maupun dalam hal leadership. Megawati lebih unggul dalam tiga hal ini dibanding nama tokoh PDIP lain seperti Puan Maharani, Joko Widodo, Pramono Anung, maupun Tjahyo Kumolo.

Namun, dari sisi komunikasi dengan kader di daerah, Megawati masih kalah dibanding putrinya sendiri, Puan Maharani. Selain itu, Megawati juga kalah dari Puan dalam hal pemberian bantuan pada kader-kader di daerah.

"Dari hasil sensus ini terbukti komunikasi Megawati masih kurang kepada kader di daerah," kata peneliti CSIS, Philips J. Vermonte, Rabu (1/4).

Sebagai sosok paling berintegritas, Megawati mendapat skor 794 dengan indeks kualitas 56,7 persen. Di posisi kedua, Jokowi muncul dengan skor 292 dan indeks kualitas 20,8 persen. Sedangkan Puan Maharani mendapat skor 192 dengan indeks kualitas 15,7 persen. Dalam manajemen organisasi partai, Megawati di urutan pertama dengan skor 567. Di urutan kedua ada nama Tjahyo Kumolo.

Di sisi kepemimpinan, Megawati juga berada di posisi paling atas dengan skor 939, di urutan kedua muncul nama Jokowi dengan skor 257, disusul Puan Maharani 218. Dari sisi intensitas komunikasi selama 3 bulan terakhir, nama Megawati hanya menempati urutan ke-6 dengan skor 71. Di urutan pertama adalah Tjahyo Kumolo dengan skor 196 disusul Hasto Kristiyanto 187, Maruarar Sirait 106, dan Puan Maharani 90.

"Bisa jadi ini wajar karena menjelang kongres DPP yang berkepentingan selalu berkoordinasi dengan pengurus daerah," kata peneliti CSIS lain, Arya Fernandes.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement