Selasa 31 Mar 2015 17:30 WIB

Aktivitas Penambangan Merusak Jalanan Sleman

Rep: c 97/ Red: Indah Wulandari
 Suasana Jalan Profesor Yohanes Sagan di Sleman, Yogyakarta, Jumat (14/2), yang dipenuhi debu vulkanis letusan Gunung Kelud.  (Republika/Nur Aini)
Suasana Jalan Profesor Yohanes Sagan di Sleman, Yogyakarta, Jumat (14/2), yang dipenuhi debu vulkanis letusan Gunung Kelud. (Republika/Nur Aini)

REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Kegiatan penambangan di sekitar area Sleman, Yogyakarta menimbulkan kerugian infrastruktur jalan karena merusak sebagian besar jalan kabupaten.

"Banyak jalan yang rusak karena aktivitas pertambangan, disebabkan oleh muatan angkut yang melebihi batas. Satu truk itu maksimal delapan ton. Ini banyak yang sepuluh ton bahkan di atas itu," tutur Kepala Bagian Binamarga Dinas PUP Sleman Mirza Anfanzury, Selasa (31/3).

Ia mengeluhkan kerugian yang timbul karena lalu lalang kendaraan pertambangan. Menurutnya banyak jalan kabupaten yang rusak karena aktivitas pertambangan. Termasuk jalan evakuasi bencana.

Kerugiannya dikalkulasikan dapat bernilai tiga sampai empat kali lipat lebih besar dari pada biaya awal pembangunan jalan. Sedangkan dana pembangunan jalan per tahun mencapai Rp 1,5-Rp 2,5 miliar.

Jalan yang rawan rusak karena aktivitas tambang berada di kawasan, Tempel, Turi, dan Cangkringan.

Ia sendiri menyampaikan bahwa urusan penertiban pertambangan adalah wewenang penegak hukum. Oleh sebab itu diperlukan sinergi bersama dari semua pihak untuk mencegah kerugian yang lebih besar akibat pertambangan.

Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Sleman, Purwanto juga menjelaskan bahwa reklamasi lahan yang dilakukan untuk pertambangan dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan. Ia meminta aparat untuk menindak tegas pelaku penambangan liar.

"Kegiatan pengerukan material yang dilakukan berpotensi merusak lingkungan di lereng Merapi," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement