Selasa 31 Mar 2015 15:36 WIB

Jokowi Dituding Neolib, Luhut: Ngerti Nggak Neolib Itu Apa?!

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Esthi Maharani
Kepala Staf Kepresidenan Luhut B. Panjaitan berjalan meninggalkan Kantor Kepresidenan usai diterima Presiden Jokowi di Jakarta, Selasa (31/3).
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Kepala Staf Kepresidenan Luhut B. Panjaitan berjalan meninggalkan Kantor Kepresidenan usai diterima Presiden Jokowi di Jakarta, Selasa (31/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebijakan pemerintah yang kembali menaikkan harga BBM membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) dituding beraliran neolib. Apa tanggapan Istana terhadap tudingan itu?

Kepala Staf Kantor Presiden Luhut Binsar Panjaitan menjelaskan, harga BBM yang naik-turun bukan diakibatkan oleh turunnya nilai tukar rupiah. Tetapi karena nilai subsidi BBM yang sudah ditetapkan dalam APBNP 2015. Hal itu dilakukan agar subsidi BBM tak terus-menerus membebani APBN.

"Jadi kalau ada yang mengatakan neolib-neolib itu, saya pengen tanya, ngerti tidak dia neolib itu apa," kata Luhut dengan nada geram di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (31/3).

Luhut menegaskan, semua kebijakan yang diambil Presiden Jokowi mengacu pada kepentingan rakyat. Sehingga, ia membantah jika program pemerintah berkiblat pada paham ekonomi neoliberal.

Ia bahkan menantang masyarakat untuk menunjukkan program pemerintah mana yang termasuk neolib.

"Ini harus saya garis bawahi, karena setiap pertemuan kami, meeting kami, rapat kami, Presiden Jokowi selalu mengatakan kepentingan rakyat banyak," kata Luhut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement