REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sepuluh tahanan Badan Narkotika Nasional (BNN) berhasil melarikan diri pada Selasa (31/3), dinihari. Mereka kabur dengan cara menjebol tembok belakang penjara setelah berhasil menggergaji teralis besi.
"Mereka menggergaji teralis lalu menjebol tembok dan loncat ke gedung Rumah Sakit Otak Nasional," kata Slamet di Gedung BNN, Selasa (31/3).
Slamet mengatakan, waktu tahanan kabur, ada empat petugas yang sedang berjaga. Namun, mereka tidak mengetahui bila ada tahanan yang kabur. Empat petugas itu pun kini sedang dimintai keterangan terkait kaburnya sepuluh tahanan tersebut.
"Semua kita mintai keterangan terkait kaburnya sepuluh tahanan ini," ujar Slamet.
Slamet menambahkan, sepuluh tahanan yang kabur diduga telah merencanakan pelarian. Mereka dari empat kamar tahanan yang berbeda. Pelarian itu baru diketahui setelah tahanan lain yang tidak ikut kabur melaporkan kepada petugas.
"Mereka teriak kepada petugas yang sedang berjaga dan melaporkan ada tahanan yang kabur," ujar Slamet.
Untuk pengamanan sendiri, kata Slamet, BNN telah melakukan prosedur yang ketat. Namun, sepuluh tahanan ternyata berhasil kabur dari dalam penjara. Slamet juga mengatakan kini petugas tengah melakukan pengejaran terhadap mereka. "Kita sudah kerahkan petugas untuk mengejar mereka," tutup Slamet.
Sebelumnya, sepuluh tahanan itu berhasil kabur dengan menggergaji teralis setebal 16 milimeter. Mereka juga berhasil menjebol tembok setebal 40 sentimeter. Mereka juga kabur dengan memanjat tembok setinggi tiga meter yang membatasi antara gedung BNN dengan Rumah Sakit Otak Nasional.
Dari pantauan di lapangan terlihat lobang sebesar 40 sentimeter yang digunakan untuk melarikan diri. Barang bukti yang diamankan yakni sarung dan satu gergaji besi.