Senin 30 Mar 2015 22:58 WIB

Anugerah Kepemimpinan Perempuan, Apresiasi Bagi Pejuang Ekonomi Keluarga

Seorang petugas stand mempraktikkan proses membatik saat pameran dalam ajang Gerakan Kewirausahaan Nasional 2012 di Smesco, Jakarta, Kamis (8/3). (Republika/Wihdan Hidayat)
Seorang petugas stand mempraktikkan proses membatik saat pameran dalam ajang Gerakan Kewirausahaan Nasional 2012 di Smesco, Jakarta, Kamis (8/3). (Republika/Wihdan Hidayat)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Perempuan berperan besar dalam memperkuat ketahanan ekonomi keluarga dan masyarakat.

Fungsi tersebut ingin diperkuat dengan mengapresiasi kaum Hawa dalam Anugerah Kepemimpinan Perempuan Indonesia, Selasa (31/3) besok.

"Penghargaan ini diberikan pada delapan pemimpin perempuan yang berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi keluarga dan masyarakat," ujar Deputi Bidang Pengarustamaan Gender (PUG) Bidang Ekonomi, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) Dr Sulikanti Agusni, M.Sc, Senin (30/3).

Data KPPPA tahun 2013 menunjukkan bahwa Indonesia memiliki lebih dari 55,2 juta usaha mikro, kecil, dan menengah. Sebagian besar UKM itu merupakan industri rumahan dengan kontributor utamanya kaum perempuan.

Keterlibatan mereka, jelas Sulikanti, sangatlah penting. Terutama dalam memperlihatkan kesamaan mendapatkan akses, kontrol, partisipasi, dan maanfaat dari pembangunan.

"Permasalahannya, kita belum melakukan revolusi mental untuk mengubah pola pikir yang masih didominasi budaya patriarki," cetusnya.

Wakil Dekan Bidang Akademik Pascasarjana Universitas Indonesia Dr E. Kristi Poerwandari, M.Hum. pun meyakini, penghargaan tersebut dapat mendorong perubahan pola pikir masyarakat.

Sehingga UI melalui Program Studi Kajian Gender dan Pusat Riset Gender melakukan penelitian independen untuk menemukan sosok perempuan teladan yang tangguh sejak 2014 lalu.

"Perempuan harus berperan aktif untuk lepas dari kendala diskriminasi di tengah masyarakat," jelasnya.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 2012 menunjukkan, partisipasi perempuan perkotaan mencapai 48,67 persen. Sedangkan di perdesaan, sebesar 54,13 persen. Sementara, perbandingan antara TPAK perempuan lebih rendah dibandingkan lelaki, yaitu 51,39 persen dan 84,42 persen.

Head of Public Affairs Standard Chartered Bank Indonesia Wanda Firmansyah menegaskan, pihaknya ikut aktif mengembangkan pelatihan keuangan bagi para perempuan melalui Vision Entrepreunership sejak tahun 1999. Serta koperasi wanita di beberapa daerah melalui institusi keuangan lainnya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement