Senin 30 Mar 2015 11:40 WIB
WNI Gabung ISIS

Panglima TNI: Jangan Coba-Coba Masuk Poso!

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Karta Raharja Ucu
Panglima TNI Jenderal Moeldoko bersama prajurit Grup 1 Kopassus.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko bersama prajurit Grup 1 Kopassus.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --JAKARTA -- Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, menegaskan, salah satu alasan utama pemilihan Poso, Kabupaten Sulawesi Tengah, sebagai tempat Latihan Perang Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) adalah untuk menghindari masuknya kelompok-kelompok radikal. Termasuk gerakan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Bahkan, Panglima TNI mengungkapkan, bukan tidak mungkin latihan PPRC itu berlanjut untuk menumpas gerakan radikal di Poso, terutama Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso. Menurutnya, Poso disinyalir menjadi salah tempat yang nyaman buat gerakan-gerakan radikal, termasuk kelompok radikal jaringan Santoso untuk terus mengembangkan diri.

Selain itu, Poso dikhawatirkan bakal menjadi basis dan markas buat WNI yang kedapatan bergabung dengan ISIS di Irak dan Suriah, begitu mereka kembali ke Indonesia.  "Nah ini yang tidak boleh," ujar Moeldoko usai membuka acara '100 Expert Meeting: Memastikan Terwujudnya Kedaulatan Pangan' di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (30/3).

"Untuk itulah," kata Moeldoko melanjutkan, "TNI sekarang latihan di sana. Latihan PPRC, kami gelar disana secara besar-beraran. Tujuannya apa? Pesannya jelas, jangan coba-coba masuk Poso."

Moeldoko menegaskan, paham ISIS dan gerakan-gerakan radikal lain tidak boleh diberi tempat dan dibiarkan berkembang di wilayah Indonesia, termasuk di Poso. Bahkan, secara khusus, Moeldoko menegaskan, latihan perang PPRC itu bisa diteruskan untuk melakukan penindakan terhadap kelompok jaringan Santoso.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement