Sabtu 28 Mar 2015 23:00 WIB

Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis Hewan Laboratorium

Penelitian di Laboratorium
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Penelitian di Laboratorium

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Indonesia kekurangan tenaga dokter spesialis hewan laboratorium. Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan IPB Prof Dr drh Dondin Sajuthi mengatakan dokter spesialis hewan laboratorium bersertifikat sangat penting dalam penelitian bidang pengobatan dan keilmuan lainnya. "Di Indonesia itu dokter spesialis hewan laboratorium belum ada. Baru juga ada satu yang sudah bersertifikat saat ini sedang studi di Amerika," kata Prof Dondin dalam orasi ilmiah guru besar IPB, Sabtu (28/3).

Menurutnya, belum adanya spesialis hewan laboratorium di Indonesia karena beberapa tenaga ahlinya lebih memilih berkarir di luar negeri yang memiliki jaminan kerja tinggi dengan gaji mencapai 100 ribu dolar AS per bulannya. Ia mengatakan profesi dokter hewan khusus hewan laboratorium sangat dibutuhkan oleh para peneliti, karena penelitian bidang biomedis dan biosains kebanyakan menggunakan hewan-hewan laboratorium, sehingga para peneliti perlu berinteraksi dengan berbagai hewan laboratorium.

"Selain digunakan untuk penelitian, hewan laboratorium juga digunakan dalam jumlah yang banyak untuk kepentingan pendidikan mahasiswa," katanya.

Ketua Asosiasi Dokter Hewan Praktisi Laboratorium Indonesia ini mengatakan ada beberapa dokter hewan praktisi laboratorium lain yang ada di Indonesia tetapi belum memiliki sertifikat resmi. Saat ini mereka tergabung dalam Asosiasi Dokter Hewan Praktisi Laboratorium Indonesia di bawah payung Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI). Dalam perkembangan dunia laboratorium yang menggunakan hewan sebagai objek penelitian memiliki permasalahan utama yang harus menjadi perhatian serius yakni pada kesejahteraan hewan-hewan tersebut.

"Apakah peneliti sudah mempertimbangkan bahwa perlakuan yang dipaparkan dapat menimbulkan penderitaan pada hewan tersebut. Seringkali hewan menderita akibat eksperimen yang dilakukan terhadap mereka, seperti menjadi cacat seumur hidupnya, bahkan sampai di-etanasi," katanya.

Namun, disisi lain lanjut dia, penelitian dengan menggunakan hewan laboratorium dapat memberikan solusi terhadap banyak sekali permasalahan penyakit yang terjadi pada manusia. Beberapa penelitian telah terbukti dapat menolong para peneliti untuk memperoleh solusi dalam pemahaman jalannya suatu penyakit, pengobatan bahkan pencegahan sejumlah penyakit berbahaya yang diderita oleh manusia maupun hewan.

"Seperti vaksin polio dihasilkan melalui penelitian menggunakan sel ginjal monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), kenapa dipilih jenis hewan laboratorium ini karena kekerabatannya paling dekat dengan manusia," katanya.

 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement