REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Komandan Korem 132/Tadulako Kolonel Inf Ilyas Harahap menegaskan latihan perang yang digelar TNI di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah tidak bertujuan mencari kelompok teroris di daerah itu.
"Tapi kalau ketemu mereka (teroris) dan menyerahkan diri, itu lebih bagus," kata Ilyas sesaat sebelum bertolak ke Poso dari Palu, Kamis (26/3).
Dia mengatakan tugas menangkap kawanan teroris di Kabupaten Poso adalah Polri. Sedangkan TNI hanya latihan perang biasa.
Latihan perang TNI yang segera dilakukan tersebut diikuti 3.200 personel pasukan dari TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara. Ilyas mengatakan latihan perang tersebut bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan personel menanggulangi titik-titik rawan di Indonesia.
"Ini adalah latihan rutin tahunan, dan posisinya bisa di mana saja," katanya.
Saat ini, Polri juga masih melakukan Operasi Camar Maleo 2015 yang bertujuan menangkap kawanan teroris yang dipimpin Santoso serta menghentikan suplai logistik dari simpatisan.
Operasi tersebut dimulai sejak 26 Januari 2015 yang melibatkan sekitar 1.200 pasukan.
Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah AKBP Hari Suprapto mengatakan personel Polri yang sedang melakukan razia akan bergeser jika pasukan TNI sedang latihan di hutan-hutan Poso.
Saat ini terdapat 20 buronan terorisme yang bersembunyi di hutan Poso. Mereka bersembunyi di hutan dengan cara berpindah-pindah di areal sekitar 40 kilometer persegi. Kawanan itu memiliki senjata dan dianggap berbahaya oleh petugas keamanan.