Jumat 27 Mar 2015 00:37 WIB

Menhan Harapkan Patroli Perdamaian Antarnegara di Laut Cina Selatan

Rep: reja irfa widodo/ Red: Ani Nursalikah
 Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) A Faridz Wasingthon (kiri) bersama Menhan Ryamizard Ryacudu (kanan) melakukan salam komando di Lapangan Apel Kesatrian Marinir Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa (9/12).  (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) A Faridz Wasingthon (kiri) bersama Menhan Ryamizard Ryacudu (kanan) melakukan salam komando di Lapangan Apel Kesatrian Marinir Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa (9/12). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terkait klaim yang dilakukan Cina terhadap sebagian besar wilayah Laut Cina Selatan, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, menginginkan adanya patroli perdamaian yang melibatkan negara-negara di sekitarperairan tersebut.

Patroli ini nantinya diharapkan bisa mengurangi potensi ketegangan yang sebagian besar wilayahnya diklaim milik Cina.

Sebelumnya, Cina sempat melakukan klaim dengan sembilan garis putus-putus di sebagian besar Laut Cina Selatan. Klaim Cina ini berkaitan dengan gagasan Cina kembali membangun Jalur Sutra Abad 21. Namun, klaim Cina ini langsung mendapat tentangan dari sejumlah negara-negara ASEAN, termasuk dari Vietnam dan Filipina.

Sebagai negara terbesar di kawasan ASEAN, Indonesia hingga saat ini dianggap belum menunjukan sikap yang tegas terkait sengketa wilayah tersebut. Ryamizard menyebutkan, Indonesia memang tidak secara langsung terlibat di sengketa wilayah, tapi sengketa itu melibatkan negara-negara tetangga Indonesia.

Ryamizard menginginkan adanya kerja sama antarnegara untuk melakukan patroli perdamaian. Hal ini pun sudah disampaikannya secara terbuka saat mengikuti pertemuan antara Menteri Pertahanan se-ASEAN di Myanmar dan Langkawi, Malaysia. Patroli perdamaian ini nantinya diharapkan bisa mencegah terjadinya konflik secara terbuka antara negara-negara yang bersengketa.

''Artinya, kami mencegah kalau terjadi konflik menggunakan kekerasan bersenjata. Itu harus dihindari. Jangan sampai menggunakan senjata, bahaya itu. Kami tidak ingin, namanya negara memang ada pasang surutnya, tapi jangan sampai menggunakan kekuatan bersenjata,'' kata Ryamizard usai bertemu Dubes Singapura Amil Kumar Nayar, di Kedubes Singapura untuk menyampaikan rasa belasungkawa atas kematian Mantan Perdana Menteri Singapura, Lee Kuan Yew, Kamis (26/3).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement