REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana menggunakan energi terbarukan yang bersumber dari tenaga surya dan daur ulang sampah dalam rangka penghematan listrik.
"Penggunaan listrik di Jakarta sangat tinggi. Untuk menghematnya, kami berencana menggunakan sumber energi terbarukan, yakni tenaga surya serta daur ulang sampah," kata Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (26/3).
Nantinya, menurut dia, Pemprov DKI akan menjalin kerja sama dengan Dewan Energi Nasional (DEN) terkait pemanfaatan sumber energi terbarukan itu, sehingga penggunaan listrik di wilayah ibukota dapat dihemat.
"Rencananya, tahap awal pemanfaatan energi terbarukan itu adalah untuk lampu-lampu jalan serta lampu lalu lintas (traffic light). Jadi, nanti kita tidak akan bergantung lagi kepada sumber energi yang tak terbarui, seperti minyak dan batu bara," ujar Djarot.
Sementara itu, terkait sumber energi dari daur ulang sampah, dia menuturkan bahwa DEN menyarankan agar sampah-sampah di Jakarta daiolah sedemikian rupa, sehingga dapat menjadi minyak.
"Volume sampah di Jakarta mencapai 6.500 ton setiap hari. DEN mengatakan sampah-sampah itu bisa diolah menjadi minyak, dan sudah ada teknologi yang bisa mengolah sampah jadi minyak," tutur Djarot.
Meskipun demikian, dia mengungkapkan pemanfaatan sumber energi daur ulang sampah membutuhkan banyak dukungan dari masyarakat. Diharapkan, warga dapat memilah jenis-jenis sampah, baik organik maupun organik.
"Saat ini, warga masih belum membiasakan diri untuk memilah jenis-jenis sampah sebelum membuangnya ke tempat sampah. Tentu saja ini menjadi tantangan tersendiri untuk kita," ungkap Djarot.