Rabu 25 Mar 2015 14:47 WIB

Ibu dan Anak Tiri Kerap tak Harmonis, Ini Alasannya

Rep: C20/ Red: Ilham
Orang tua tiri perlu membuat pendekatan berbeda agar mudah diterima anak tirinya.
Foto: Prayogi/Republika
Orang tua tiri perlu membuat pendekatan berbeda agar mudah diterima anak tirinya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus penganiayaan oleh Ibu tiri terhadap anak tirinya kembali mencuat. Kali ini menimpa pipi bocah 10 tahun yang disetrika oleh ibu tirinya di Duren Sawit, Jakarta Timur, Ahad (22/3), lalu. 

Psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel menilai hubungan antara ibu tiri dengan anak memang sering mengalami pertengkaran. "Relasi ibu-anak tiri kerap tidak harmonis," kata Reza kepada Republika, Rabu (25/3).

Menurut Reza, ada beberapa sebab yang membuat relasi kedunya tidak harmonis. Diantaranya, beban ibu tiri lebih banyak daripada ayah tiri.

Seorang ibu tiri, kata Reza, harus dapat menyesuaikan diri lebih berat dengan anak tirinya. Sehingga ibu tiri harus dapat berperan layaknya ibu kandung terhadap anak tirinya. 

Faktor lain adalah permasalahan yang mungkin terjadi antara ibu dan ayah kandung anak. Reza menilai bisa saja ia lampiaskam terhadap anak tirinya tersebut. "Ibu tiri dengan anak lebih sarat konflik mengingat kondisi rumah tangga yang mungkin juga tidak harmonis," ujar Reza. 

Reza juga sangat menyayangkan sikap perlakukan ibu tiri yang menyetrika wajah anaknya. "Wajah menjadi representasi pelaku terhadap korbannya," ujar Reza.

Menurut Reza, hal tersebut sudah di luar batas. Ibu tersebut harus dipermasalahkan secara hukum. Bahkan, bila terbukti melakukan pengabaian, ayahnya pun bisa dikenai sangsi. Reza berharap tidak ada kejadian yang sama menimpa anak lainnya di Indonesia. 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement