Selasa 24 Mar 2015 13:46 WIB

Romahurmuziy: Di PPP Juga Ada 'ISIS'

Ketua Umum PPP versi muktamar PPP Surabaya, Jawa Timur, Romahurmuziy.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ketua Umum PPP versi muktamar PPP Surabaya, Jawa Timur, Romahurmuziy.

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU  --  Ketua Umum PPP versl Muktamar Surabaya M Romahurmuziy (Romi) mengatakan bahwa di dalam partainya juga ada kelompok "ISIS", namun tidak terkait dengan "Islamic State of Iraq and Syiria".

"ISIS di PPP itu 'ikut sana ikut sini'," kata Romi saat berkunjung ke kantor redaksi salah satu media di Bengkulu, Selasa (24/3).

Berbeda dengan ISIS di Timur Tengah yang radikal, kata Romi, "ISIS" di PPP justru timbul karena kebingungan dengan dinamika internal partai. "Akhirnya mereka ikut muktamar di Surabaya tapi ikut juga muktamar di Jakarta," katanya.

Namun, Romi memastikan kelompok "ISIS" di PPP kini telah merapat ke pihaknya, karena hanya kepengurusannya yang menerima Surat Keputusan (SK) pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM.

Meski SK itu dipersoalkan kubu Djan Faridz, kata Romi, selama belum ada keputusan hukum yang bersifat tetap dan mengikat (inkracht) maka SK itu tetap berlaku.

Dengan demikian, lanjut dia, terkait dengan pemilihan kepala daerah 2014, hanya kepengurusan PPP hasil Muktamar Surabaya yang bisa mengusung calon kepala daerah. "KPU akan mengacu pada SK Menkumham, karena KPU tidak berwenang menentukan keabsahan partai," kata Romi.

Hal serupa, menurut dia, juga berlaku pada Partai Golkar, di mana kepengurusan DPP Golkar hasil Munas Ancol yang dipimpin Agung Laksono yang mengantongi SK Menkumham. Karena itu, kata Romi, ia kini secara maraton melakukan konsolidasi ke berbagai daerah sebagai persiapan menghadapi Pilkada.

Menurut Romi, PPP mendapat kepercayaan cukup tinggi dari para bakal calon kepala daerah, terbukti dengan banyaknya bakal calon yang mendaftar ke partai itu. PPP menargetkan merebut 75 kursi kepala daerah dari sekitar 273 kabupaten/kota yang akan melaksanakan Pilkada serentak pada Desember 2015.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement