Senin 23 Mar 2015 16:36 WIB

BNPB: Kemarau 2015 Diprediksi Normal

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Hazliansyah
Petani menunjukkan kondisi tanah sawah padi berusia 30 hari yang mengalami gagal tanam akibat musim kemarau.
Foto: Antara/Feri Purnama
Petani menunjukkan kondisi tanah sawah padi berusia 30 hari yang mengalami gagal tanam akibat musim kemarau.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, Indonesia akan mulai memasuki musim kemarau pada April mendatang. Menurutnya, musim kemarau pada tahun 2015 diprediksi akan berlangsung normal.

"Kalau dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), tahun 2015 akan normal. Artinya kekeringan akan banyak terjadi pada bulan Agustus sampai Oktober," ujarnya ketika dihubungi Republika, Senin (23/3).

Khusus untuk wilayah rawan kebakaran seperti Riau, Sutopo mengatakan pihaknya sudah menurunkan hujan buatan di wilayah yang biasa terdapat titik api. Menurutnya, hujan buatan tersebut sudah berlangsung selama 20 hari. Selain hujan buatan, Sutopo mengatakan BNPB juga telah bekerjasama dengan Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup untuk membangun seribu sekat kanal.

"Ada perbedaan pola di daerah rawan kebakaran. Di Riau puncak hot spotnya Januari sampai Maret, kalau Kalimantan dari Juli sampai Oktober," ucap dia.

Selain Riau, sejumlah wilayah di Pulau Jawa juga rawan kekeringan pada musim kemarau. Menurut Sutopo, beberapa daerah tersebut yakni Boyolali, Klaten, Wonogiri, Pacitan, Purwodadi, dan Ponorogo. 

Untuk menghadapi musim kemarau yang sudah di depan mata, ia menyebut bahwa BNPB telah melakukan sejumlah upaya antisipasi dengan menyetok persediaan air bersih di wilayah yang rawan kekeringan.

"Antisipasi seperti tahun kemarin, karena wilayah juga sudah diketahui. Untuk jangka pendek kita dropping air bersih dan membangun pompa air," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement