REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pembangunan pasar darurat Klewer, Solo yang terbakar habis tanggal 27 Desember 2014 dalam waktu dekat ini sudah akan dimulai dengan anggaran sebesar Rp 26 miliar, untuk itu diminta kepada pihak Keraton Kasunanan Surakarta bisa menyeterilkan kawasan Alun-Alun Utara (Alut) yang akan digunakan pasar darurat tersebut.
Kepala Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Pemkot Surakarta, Subagiyo ketika dijumpai wartawan di Balai Kota, Senin (23/3), mengatakan telah mengantongi pemenang lelang pembangunan pasar darurat Klewer, baik pembangunan berasal dari dana bantuan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah maupun APBD Kota Solo.
"Saya baru saja dapat laporan, sudah ada pemenang lelangnya. Kita kan ada dua lelang pembangunan pasar darurat, satu lelang yang dibiayai Provinsi dan APBD. Dua-duanya sudah ada pemenang," kata Subagiyo sambil menambahkan pemenang lelang itu ada yang dari Semarang dan Solo.
Dia mengatakan sementara untuk pembangunan pasar darurat dari dana bantuan corporate social responsibility (CSR), tinggal menunggu penunjukkan oleh konsorsium, dengan telah selesainya proses lelang pasar darurat, pembangunan bisa segera dilaksanakan.
"Tidak ada penyanggahan dari peserta lelang atas penetapan pemenang lelang tersebut, pembangunan pasar darurat akan mulai dikerjakan pada awal April mendatang. Sekarang kami menunggu lelang konsultan pengawas selesai. Begitu sudah rampung keluar SPK (surat perintah kerja) dan proyek dikerjakan," katanya.
Subagiyo mengatakan kawasan Alut harus disterilkan sebelum pembangunan pasar darurat mulai dikerjakan. Untuk itu diminta Keraton Kasunanan Surakarta mensterilkan kawasan Alut, seperti membersihkan Alut dari bangunan apa pun. Diketahui, di kawasan Alut berdiri bangunan kios-kios darurat.
"Alut itu kan punya Keraton. Nah kita sudah sewa lahan itu, artinya nanti sebelum pasar darurat dibangun ya Keraton harus mensterilkan. Kami akan berkoordinasi dengan pihak Keraton," katanya.
Selain mensterilkan kawasan Alut dari kios darurat, Subagiyo mengatakan akan mensterilkan pedagang bermobil. DPP akan berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) untuk menertibkan pedagang bermobil. Langkah ini dilakukan agar pembangunan pasar darurat berjalan lancar tanpa ada gangguan.
Proyek pembangunan pasar darurat ini akan dikerjakan dalam waktu singkat dengan masa pengerjaan 90 hari. Diharapkan sebelum Lebaran, pembangunan pasar darurat rampung dan pedagang bisa beraktivitas di dalam pasar darurat.
Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo, mengatakan Pemkot akan mengebut pembangunan pasar darurat yang menelan dana Rp 26 miliar. Perinciannya Rp 21 miliar untuk pembangunan pasar darurat dan Rp5 miliar untuk sewa lahan Alut selama dua tahun.
Anggaran pembangunan pasar ini berasal dari tiga sumber, yakni CSR, APBD Provinsi Jawa Tengah dan APBD Kota. "Kami sudah minta agar pasar darurat sudah rampung dan ditempati pedagang sebelum Lebaran," kata FX Hadi Rudyatmo yang akrab dipanggil Rudy.