Sabtu 21 Mar 2015 19:03 WIB

Limbah Kayu Diubah Jadi Miniatur Gazebo

REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Perajin mebel Kaliwungu, Kudus, Jawa Tengah, berhasil mengubah limbah kayu menjadi kerajinan bernilai jual tinggi, seperti miniatur gazebo maupun gebyok. Padahal, limbah itu biasanya dijadikan kayu bakar.

Menurut pengrajin dari limbah kayu dari Desa Kaliwungu, Kecamatan Kaliwungu, Kudus, Hermawan ide awal membuat miniatur gazebo maupun gebyok berawal dari limbah kayu jati dari sejumlah pengrajin mebel yang dibuang karena dianggap tidak bernilai Karena Kecamatan Kaliwungu dikenal sebagai daerah yang pertama kali memunculkan kerajinan gebyok, ia mulai memikirkan untuk membuat miniatur gebyok khas Kudus memanfaatkan limbah kayu, terutama kayu jati dari sejumlah pengrajin mebel tersebut.

Akhirnya, Hermawan bersama teman-temannya yang lain berhasil menciptakan miniatur gebyok maupun gazebo.

Harga jual kerajinan gazebo berukuran panjang sekitar 30 sentimeter dan tinggi sekitar 40 cm itu, kata dia, bisa mencapai Rp 1,5 juta per unitnya. Sementara harga gebyok, kata dia, sekitar Rp500 ribu per unit.

Hermawan menjelaskan, untuk membuat satu unit gebyok atau gazebo, dibutuhkan waktu antara 7-10 hari sesuai dengan tingkat kerumitan dan ukuran kerajinan yang diinginkan. Karena peminatnya berangsur-angsur bertambah, kata dia, dalam pengerjannya kini melibatkan empat pekerja.

Hasil kerajinan memanfaatkan bahan baku limbah kayu tersebut, kata dia, memang berhasil menarik minat pembeli, di antaranya ada yang berasal dari Jakarta dan Bandung untuk dijadikan hiasan di rumahnya. "Agar pembelinya semakin bertambah, memang perlu promosi lagi karena selama ini masih mengandalkan pameran yang digelar oleh Pemkab Kudus," ujarnya di Kudus, Sabtu (21/3).

Ia mengakui, belum berpikir untuk memasarkannya lewat dunia maya karena belum ada pihak yang bisa menjembatani untuk melakukan hal itu. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jateng Prasetyo Aribowo juga tertarik dengan kerajinan gebyok maupun gazebo yang terbuat dari limbah kayu jati ketika dirinya berkunjung ke Kudus beberapa waktu lalu. Prasetyo juga sempat menanyakan lamanya proses pembuatan ketika dirinya memesan untuk dijadikan kenang-kenangan tamu yang berkunjung ke instansinya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement