Sabtu 21 Mar 2015 11:25 WIB

Banyak Produk Daerah Tertinggal yang Bisa Diekspor

Rep: Dyah Ratna Meta Novi/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pengrajin kaligrafi (ilustrasi)
Foto: suaramerdeka.com
Pengrajin kaligrafi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi  Marwan Jafar mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS ternyata membawa berkah tersendiri bagi produk-produk yang tinggi konten lokalnya. Harganya menjadi lebih kompetitif di pasar ekspor.

"Banyak produk dari daerah tertinggal yang bisa dipasarkan ke mancanegara. Antara lain rumput laut, kerajinan seperti aksesoris, bordir, batik, ukiran, kaligrafi, kulit dan makanan ringan," katanya, Sabtu, (21/3).

Ia yakin kualitas produk masyarakat daerah tertinggal memenuhi standar untuk dijadikan komoditas ekspor. Apalagi harganya juga kompetitif.

"Keunggulan lainnya adalah produk kerajinan daerah tertinggal tercipta dari kreativitas lokal. Ada muatan corak budaya atau citarasa khas daerah yang membuatnya makin unik menarik di mata konsumen mancanegara."

Menurutnya, produk kreatif daerah tertinggal cukup marketable untuk ditawarkan ke pasar global. Hal ini juga didukung oleh trend perilaku konsumtif masyarakat global terhadap produk ekonomi kreatif yang terus meningkat, seiring dengan perilaku masyarakat yang memasukkan unsur keunikan budaya serta daya kreatifitas yang tinggi pada setiap unsur kehidupannya.

Namun, ujar dia, produk daerah tertinggal masih terkendala lemahnya akses terhadap pasar ekspor. Rata-rata eksportir belum mendapat informasi keunggulan produk kreatif daerah tertinggal, sehingga jarang yang melirik untuk dijadikan komoditas ekspor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement