Jumat 20 Mar 2015 23:20 WIB

Kiat Surabaya Lecut Industri Kreatif Kuliner

Rep: Andi Nurroni/ Red: Yudha Manggala P Putra
Rawon, salah satu kuliner khas Surabaya.
Foto: Amin Madani/Republika
Rawon, salah satu kuliner khas Surabaya.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Banyak cara ditempuh Pemerintah Kota Surabaya menyiapkan warganya menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN yang dibuka akhir 2015 mendatang. Salah satunya adalah melalui pelatihan kreasi makanan demi menumbuhkan industri kreatif sektor kuliner.

Melalui Kantor Ketahanan Pangan Surabya, Pemkot membuka program pelatihan kreasi kuliner bagi warga sepekan sekali. Pelatihan ditujukan agar warga bisa mengolah secara kreatif makanan dari bahan-bahan lokal yang tersedia.

"Bahan baku yang diolah menjadi bahan siap konsumsi akan membuatnya bernilai jual lebih tinggi. Ini merupakan industri kreatif di bidang makanan," kata Kepala Kantor Ketahanan Pangan Hari Tjahjono, Jumat (20/3).

Hari menggambarkan, ada sejumlah kreasi makanan yang diajarkan. Misalnya adalah pizza sukun, puding ubi jalar, sup labu kuning, brownies waluh, dan kripik bentol balado. Semua bahan baku makanan tersebut, kata Hari, gampang didapatkan di pasar dengan harga murah. Namun setelah diolah, menurut Hari, nilai jualnya menjadi lebih tinggi.

Menurut Hari, pelatihan tersebut dilaksanakan sekali dalam sepekan. Lokasi pelatihan, kata Hari, bergilir dari satu kelurahan ke kelurahan lain. Kantor Ketahanan Pangan, menurut Hari, juga berkoordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lain. Dengan begitu, Hari berharap, bisa terjadi sinergi dan saling dukung. Masyarakat yang sudah dilatih, kata dia, akan dipantau terus menerus oleh dinas terkait.

"Misalnya, mereka yang sudah dilatih itu butuh bantuan alat dan perkakas, kita bisa komunikasikan dengan Bappemas KB. Jika butuh bantuan modal, bisa dibicarakan dengan dinas koperasi. Sedangkan kalau sudah punya toko, untuk keperluan merk dan izin usaha, bisa di-handle dinas perdagangan dan perindustrian," kata Hari.

Intinya, Pemkot tidak akan melepas begitu saja warga yang sudah menerima pelatihan. Mereka akan didampingi sampai benar-benar bisa mandiri. Terbukti, sudah ada warga binaan yang sukses menjalankan bisnis.

Ditambahkan Kasi Kewaspadaan dan Keanekaragaman Pangan Purwo Hendrayanto, pihaknya juga memberi penyuluhan tentang kandungan gizi dan zat berbahaya. Jadi, kata dia, mereka yang ingin berkiprah di dunia industri kreatif bidang makanan bisa paham mana bahan yang boleh dipakai dan mana yang tidak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement