Sabtu 21 Mar 2015 02:08 WIB

Produk Daerah Tertinggal Bisa Dipasarkan ke Mancanegara

Menteri Desa PDTT Marwan Jafar di Kampung Baru Desa Jontlak, Praya, Lombok Tengah, Ahad (22/2).
Foto: Antara
Menteri Desa PDTT Marwan Jafar di Kampung Baru Desa Jontlak, Praya, Lombok Tengah, Ahad (22/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ternyata membawa berkah tersendiri bagi produk yang memiliki konten lokal tinggi. Pasalnya, harga jualnya menjadi lebih kompetitif di pasar ekspor. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Marwan Jafar ingin berkah juga bisa dinikmati masyarakat daerah tertinggal.

"Banyak produk dari daerah tertinggal yang bisa dipasarkan ke mancanegara, seperti rumput laut budidaya lokal, dan produk kerajinan rakyat seperti aksesoris, bordir, batik, ukiran, kaligrafi, produk kulit dan makanan ringan, semuanya berbahan baku lokal dan dikerjakan sendiri oleh masyarakat setempat," ujar Marwan di Jakarta, kemarin.

Dia yakin, kualitas produk masyarakat daerah tertinggal memenuhi standar untuk dijadikan komoditas ekspor, apalagi harganya juga bisa kompetitif. Keunggulan lainnya adalah produk kerajinan daerah tertinggal tercipta dari kreativitas lokal. 

"Sehingga ada muatan corak budaya atau citarasa khas daerah yang membuatnya makin unik menarik di mata konsumen mancanegara," kata politikus PKB tersebut.

Menurut dia, produk kreatif daerah tertinggal cukup marketable untuk ditawarkan ke pasar global. Hal itu juga didukung trend perilaku konsumtif masyarakat global terhadap produk ekonomi kreatif yang terus meningkat, seiring dengan perilaku masyarakat yang memasukkan unsur keunikan budaya serta daya kreativitas yang tinggi pada setiap unsur kehidupannya.

Namun, ia mengakui, produk daerah tertinggal masih terkendala lemahnya akses terhadap pasar ekspor. "Rata-rata eksportir kita belum mendapat informasi utuh tentang keunggulan produk kreatif daerah tertinggal, sehingga jarang yang melirik untuk dijadikan komoditas ekspor," ungkapnya.

Untuk itu, pihaknya akan mengajak kalangan eksportir dan pengusaha nasional untuk lebih mengenal produk kreatif daerah tertinggal. Jika dipandang dapat dijual, mereka tentu tertarik berinvestasi untuk mengembangkan produk kreatif daerah tertinggal sebagai komoditas ekspor.

"Tidak kalah pentingnya adalah peran pemerintah daerah untuk lebih gencar mempromosikan produk-produk kreatif daerahnya, terutama melalui keikutsertaan dalam pameran produk daerah di ibukota provinsi maupun di Jakarta," kata Marwan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement