Jumat 20 Mar 2015 09:48 WIB

KDRT di Belitung Timur Terus Meningkat

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Esthi Maharani
KDRT (ilustrasi)
Foto: Foto : Mardiah
KDRT (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MANGGAR --  Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir sebanyak 568 laporan kekerasan terhadap perempuan dan anak terjadi di Kabupaten Belitung Timur (Beltim).

Berdasarkan data unit pelayanan terpadu Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa menyebutkan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak banyak dilaporkan untuk tahun 2013 saja yakni mencapai 288 kasus. Sedangkan tahun 2014 dan 2015 banyak kasus yang belum terlaporkan.

Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A) Beltim Siti Hodijah mengungkapkan, kasus yang paling banyak terjadi di Beltim yakni kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), kemudian kasus penelantaran anak, perkosaan, pelecehan hingga mempekerjakan anak dibawah umur.

“KDRT merupakan kasus yang mendominasi dalam kasus kekerasan terhadap perempuan. Saya perkirakan masih banyak kasus KDRT yang terjadi namun tidak dilaporkan," ujarnya, Kamis (19/3).

Dampak KDRT ini memicu meningkatnya angka perceraian. Untuk itu sosialisasi memberikan pemahaman dan pencegahan KDRT sangat penting dilakukan agar kasus-kasus kekerasan dalam rumah tangga dapat diminimalisir.

Perihal yang sama disampaikan dr. Linda Basuri T. Purnama selaku ketua tim penggerak PKK. Linda mengatakan, kasus KDRT secara fisik terjadi pada perempuan dan anak.

“Saya melihat kasus KDRT terhadap perempuan dan anak lumayan banyak, penyebabnya banyak seperti masalah keuangan, cara mendidik anak dan lain-lain, “ ujar istri bupati Beltim ini.

Linda mengungkapkan orangtua sangat berperan dalam menciptakan keluarga yang harmonis. Misal saat ada pertengkaran antara suami-istri, diharap tidak dilakukan di depan anak-anak mereka, karena dampaknya mereka akan teringat dan trauma. Untuk itu saling memahami antar pasangan sangatlah penting dan kita harus menciptakan keluarga yang harmonis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement