REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pembangunan terintegrasi di wilayah Malang Raya yang terdiri dari Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu kini mulai digulirkan. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Malang, sudah menginisiasi model pembangunan tersebut dengan mengusulkan master plan Malang Raya.
“Saya sudah usulkan soal master plan Malang Raya, jadi nantinya pembangunan itu bisa terintegrasi antara daerah,” kata Kepala Bappeda Kota Malang Wasto, Kamis (19/3).
Ia menambahkan, selama ini pembangunan tiga daerah di Malang Raya masih terkesan dilakukan secara parsial. Akibatnya, beberapa program pembangunan pada wilayah batas daerah kurang begitu maksimal.
“Misalnya infrastruktur jalan, kan ada jalan yang bisa untuk tembusan ke Kabupaten dan Batu, ini sebenarnya kan butuh master plan bersama,” paparnya.
Ia mencontohkan, pada daerah Villa Bukit Tidar, di mana bila pembangunan infrastruktur jalan melibatkan dua daerah secara terintergrasi, makan akan ada jalan alternatif baru untuk sampai ke wilayah Kota Batu, tanpa harus melewati jalan padat lalu lintas “Semakin banyak jalan alternatif, kurangi titik kemacetan tertentu dan hal itu saling menguntungkan antar daerah,” tegasnya.
Untuk merealisasi hal tersebut, Bappeda Kota Malang, saat ini masih berkomunikasi dengan Badan Kordinator Wilayah (Bakorwil) agar master plan ini bisa jalan dengan baik.
Sebelumnya Walikota Malang Mochammad Anton mengatakan rencana pembangunan Kota Malang masih lebih banyak diarahkan pada infrastruktur. Infrastruktur pada tahun ini dan tahun depan dititik beratkan pada pembangunan jalan tol di pinggiran Kota Malang.
"Untuk mengatasi kemacetan lalu lintas perlu kami seimbangkan dengan infrastruktur yang menghubungkan antara Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu," kata Anton.