Kamis 19 Mar 2015 15:58 WIB

Inulin dari Gembili akan Jadi Produk Unggulan DIY

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Djibril Muhammad
Gembili
Gembili

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Sejak tahun 2014 Fakultas Teknologi Pertanian UGM melakukan riset inulin dari umbi gembili (Dioscorea esculenta) yang didanai Kementerian Keuangan. Rencananya tahun ini akan diproduksi inulin yang berfungsi sebagai prebiotik.

"Selama ini Indonesia mengimpor unilin sebagai bahan baku untuk susu dan es krim. Tren kebutuhan inulin sepuluh tahun terakhir ini selalu meningkat dan impor semua," kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda DIY Didik Purwadi, Kamis (19/3).

Padahal umbi gembili banyak ditanam di Yogyakarta. Rencananya di hutan rakyat di wilayah DIY diharapkan banyak ditanami gembili.

Dikatakan Didik, kandungan inulin dalam gembili ini 10-15 persen. Harga inulin ini cukup tinggi, per kilogram bisa mencapai Rp 300 sampai Rp 800 ribu. Padahal harga gembili per kilogram hanya Rp 5 ribu. Karena itu inulin dari gembili menjadi produk unggulan DIY, yang selama ini menjadi Dosen Fakultas Ekonomi UGM ini.   

Sebetulnya inulin impor bisa diganti dengan inulin dari gembili, tetapi tentu saja tanaman gembili ini harus dikembangkan atau ditanam di daerah lain. Agar produksi inulin bisa lebih banyak lagi dan ini perlu konsistensi dari pemerintah.

Menurut Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY Arofah Nur Indriani, pihaknya terus menggalakkan penyuluhan dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk menanam umbi-umbian termasuk gembili sebagai produk pangan lokal. Bahkan Sudah ada Perdanya tentang Pokja Ketahanan Pangan di Bawah Tegakan dan ini merupakan roadmap lima tahun kedepan.

"Umbi-umbian seperti gembili, garut dan sebagainya bagus ditanam di sela-sela hutan dan di Kulonprogo sudah banyak ditanam di hutan rakyat," kata Arofah pada Republika.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement