Kamis 19 Mar 2015 15:54 WIB

HPP Naik, Bulog Berencana Hentikan OP Beras

Rep: Yulianingsih/ Red: Esthi Maharani
Perum Bulog menyiapkan 500 ribu ton beras untuk operasi pasar. (ilustrasi)
Foto: Antara/Aco Ahmad
Perum Bulog menyiapkan 500 ribu ton beras untuk operasi pasar. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan urusan logistik (Bulog) DIY berencana menghentikan pasokan untuk operasi pasar (OP) beras tahun ini. Pasalnya harga pembelian pemerintah (HPP) untuk beras petani sudah naik per 17 Maret 2015 lalu.

Kepala Perum Bulog Divisi Regional (Divre) DIY, Langgeng Wisnu Adinugroho mengatakan, HPP beras saat ini ditetapkan Rp 7.300 per kilogramnya. HPP ini naik signifikan dari sebelumnya yang hanya Rp  6.600 per kilogram.  Perubahan harga ini tertuang dalam Inpres 5/2015 tentang Kebijakan Pengadaan dan Penyaluran Gabah/Beras oleh Pemerintah.

"Dengan HPP baru ini Bulog akan lebih mudah menyerap beras dari petani," katanya, Kamis (19/3).

Namun jika OP beras masih terus dilakukan dikhawatirkan stok beras di pasaran melimpah sehingga harga beras anjlok. Karena itulah pihaknya berencana menghentikan OP beras yang sudah dilakukan beberapa hari di kabupaten/kota di DIY.  

Dengan OP beras kata dia, dikhawatirkan akan ada aksi borong masyarakat terhadap beras OP sehingga menyebabkan harga beras malah anjlok.

"Kami akan melobby Pemkab/Pemkot setempat agar OPM sebaiknya dihentikan," ujarnya.

Apalagi kata dia, April-Mei mendatang sudah masuk panen raya di wilayah DIY dan sekitarnya. Menurutnya dengan HPP baru maka harga serapan Gabah Kering Panen (GKG) dari Rp 3.300 menjadi Rp 3.700 per kilogram  dan Gabah Kering Giling (GKG) dari Rp 4.200 menjadi Rp 4.650 per kilogramnya.

Saat ini harga beras di pasar sendiri berkisar antara Rp 9.500 sampai Rp 11. 000 per kilogramnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement