Kamis 19 Mar 2015 16:45 WIB

Festival Serayu Banjarnegara Siap Digelar

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Yudha Manggala P Putra
Gerbang Banjarnegara, Ilustrasi
Gerbang Banjarnegara, Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA -- Penyelenggaraan Festival Serayu Banjarnegara (FSB) 2015 sebagai even unggulan pariwisata kabupaten setempat, sudah disiapkan sejak jauh hari.

Kegiatan yang dipersiapkan dengan matang, antara lain berupa parade budaya yang dilaksanakan malam hari pada 29 Agustus mendatang. Bahkan Pemkab memberikan bantuan insentif bagi kelompok kesenian yang akan tampil.

''Dalam rangka mempersiapkan penampilan mereka, masing-masing kelompok dibantu dana persiapan dan latihan dari Pemkab. Ada yang menerima Rp 3,5 juta, tapi juga ada yang menerima Rp 7 juta dipotong pajak,'' jelas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Aziz Ahmad, Kamis (19/3).

Dalam parade budaya yang juga akan dihadiri Gubernur Jateng Ganjar Pranowo tersebut, rencananya akan ditampilkan 20 kelompok kesenian. Kelompok ini berasal dari berbagai latar belakang, baik dari kalangan pelaku seni budaya tradisional, modern, sekolah, perbankan, maupun organisasi profesi.

Wakil Bupat Hadi Supeno, menyatakan kesenian yang ditampilkan dalam parade tersebut tidak hanya sekadar kesenian yang dikemas seadanya. ''Saya sudah meminta pada panitia, agar betul-betul mempersiapkan setiap kesenian yang akan ditampilkan. Tidak boleh hanya asal-asalan,'' tegasnya.

Untuk itu, kata Wabup, dua bulan sebelum pelaksanaan parade, setiap kelompok harus mengirimkan rekaman hasil penampilan. ''Dengan demikian, kalau ada yang perlu diperbaiki, masih ada waktu untuk diperbaiki,'' katanya.

Demikian juga dengan kegiatan gladi resik, Wabup meminta agar kegiatan ini dilaksanakan sebelum parade budaya dilaksanakan. Untuk itu, semua pengisi materi parade budaya wajib mengikuti gladi resik. ''Kalau ada yang tidak ikut dengan berbagai alasan dan meski sudah berlatih enam bulan, saya minta coret saja. Sebab hal itu menunjukan sikap tidak profesional,'' katanya.

Wabup juga meminta, agar dalam pelaksanaan parade budaya tersebut, setiap kelompok yang tampil harus memperhatikan masalah etika penampilan. ''Jaga betul kesopanan dalam hal berpakaian, etika tradisi, etika gerakan tarian. Jangan menampilkan pornografi, dan jangan menampilkan hal-hal yang bersifat SARA,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement