Kamis 19 Mar 2015 14:48 WIB

Bulog Banyumas Target Serap 85 Ribu Ton Beras Petani

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Bayu Hermawan
Petani sedang memanen padi di Desa Keyongan, Nogosari, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (27/2).
Foto: Antara
Petani sedang memanen padi di Desa Keyongan, Nogosari, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (27/2).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Kenaikan harga beras sesuai harga pembelian pemerintah (HPP) 2015, diharapkan bisa memenuhi target penyerapan pangan yang dicanangkan Bulog.

Seperti Bulog Sub Divre IV Banyumas, pada tahun ini menargetkan bisa menyerap hasil panen petani sebanyak 85 ribu ton setara beras.

''Kita optimistis mampu menyerap hasil panen petani sebanyak itu,'' kata Humas Bulog Banyumas Priyono, Kamis (19/3).

Seperti diketahui, saat menghadiri panen raya di Kabupaten Indramayu, Rabu (18/3), Presiden Joko Widodo menyatakan telah menaikkan harga gabah dalam HPP 2015.

Ia menyebutkan untuk harga gabah kering panen (GKP), dalam HPP yang baru ditetapkan menjadi Rp 3.700 per kg, atau naik Rp 400 per kg dibanding harga dalam HPP sebelumnya.

Dengan kenaikan HPP 2015 yang sekitar 10,4 persen, maka HPP untuk harga gabah kering giling (GKG) diperkirakan mengalami kenaikan dari Rp 4.200 menjadi Rp 4.650 per kg, dan harga beras mengalami kenaikan dari Rp 6.600 menjadi Rp 7.300 per kg.

Setelah HPP dinaikkan, Priyono mengaku saat ini pihaknya sudah menerjunkan anggota-anggota satgas di lapangan untuk memantau harga beras/gabah di tingkat petani.

Berdasarkan data sementara, meski panen raya mulai berlangsung, namun harga gabah/beras di tingkat petani masih di atas HPP.

''Tapi selisihnya sudah tidak terlalu jauh dari HPP, sehingga dalam waktu beberapa hari ke depan kita yakin harga beras atau gabah akan terus turun, karena panen raya diperkirakan masih akan berlangsung hingga dua bulan ke depan,'' jelasnya.

Ia mengatakan dalam waktu dekat akan segera menggelar pertemuan dengan para mitra rekanan, yang akan membantu Bulog melakukan penyerapan produksi gabah/beras petani.

''Kami perkirakan, pekan depan kita sudah mulai melakukan pembelian gabah atau beras petani,'' ujarnya.

Menurutnya dengan mulai dilakukannya proses penyerapan, maka stok beras yang akan digunakan untuk menyalurkan beras dalam program raskin, akan bertambah lagi.

Priyono mengungkapkan, stok beras raskin yang saat ini tersimpan di gudang-gudang Bulog Banyumas, masih tersedia sekitar 19 ribu ton.

Stok sebanyak ini, masih mencukupi untuk penyaluran raskin di empat kabuoaten wilayah Kabupaten Banyumas hingga Mei 2015.

''Jadi mulai Juni 2015, beras raskin yang disalurkan dalam program raskin sudah merupakan beras yang baru dibeli dari petani,'' katanya.

Meski Bulog menyatakan optimistis target penyarapan 85 ribu ton bisa terpenuhi, namun nada pesimistis masih dilontarkan kalangan mitra Bulog.

Sekretaris Asosiasi Perberasan Banyumas (APB), Faturrahman mengatakan harga baru HPP 2015 yang mematok harga beras Rp 7.300 per kg, tidak memberi keleluasaan yang memadai bagi para rekanan untuk memasok beras ke Bulog. Dengan HPP beras Rp 7.300 per kg, diperkirakan ia hanya akan bisa memasok beras ke Bulog selama 1,5 - 2 bulan.

''Harga beras atau gabah di tingkat petani saat ini memang masih terus turun sampai nantinya berada di bahan HPP. Namun saya yakin, harga beras dan gabah di bawah HPP ini hanya akan berlangsung tidak lama. Setelah itu, harga beras akan kembali melonjak di atas HPP,'' jelasnya.

Dalam kondisi harga beras dan gabah di atas HPP, maka para rekanan tidak akan berani memasok beras dan gabah ke Bulog karena harga pembelian Bulog berpatokan pada HPP.

''Kalau harga beras atau gabah di pasaran lebih tinggi daripada harga Bulog, para mitra dan rekanan tentu akan memilih menjual beras petani ke pasar,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement