Kamis 19 Mar 2015 10:54 WIB

Pencari Batu Akik Diimbau tak Sembarangan

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Indah Wulandari
  Batu akik mentah di ITC Kebonkalapa, Kota Bandung, Ahad (14/9). (Republika/Edi Yusuf)
Batu akik mentah di ITC Kebonkalapa, Kota Bandung, Ahad (14/9). (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID,PADANG -- Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mengimbau masyarakat agar memperhatikan kelestarian lingkungan saat mencari bongkahan bahan batu akik di alam.

Kepala Dinas ESDM Sumbar Marzuki Mahdi menjelaskan, aktivitas masyarakat Sumatera Barat dalam pencarian bahan batu akik, terdapat di berbagai wilayah, seperti di Sungai Batang Hari, Pesisir Selatan, Kabupaten 50 Kota.

"Tetapi, kegiatan tersebut tetap harus diarahkan oleh dinas (ESDM) di daerah, agar tidak sembarangan dan tidak mengakibatkan kerusakan lingkungan," kata dia, Kamis (19/3).

Ia menjelaskan, wilayah Sumbar memang kaya bebatuan. Sejauh pengamatan petugas di lapangan, lanjutnya, kegiatan pencarian bahan akik masih dalam tahap wajar.

Dinas ESDM, ujar Marzuki, juga belum menemukan kelompok-kelompok pencari bahan akik yang menggunakan alat berat. Saat ini, masyarakat masih mencari menggunakan peralatan tradisional dan terbatas.

Marzuki menambahkan, saat ini batu akik menjadi primadona di kalangan masyarakat. Tak heran jika nominal harga penjualan batu mulia tersebut mencapai jutaan hingga ratusan juta rupiah.

Dengan kondisi tersebut, menurutnya, sudah sewajarnya jika pedagang yang memperoleh keuntungan menyisihkan keuntungannya untuk kegiatan sosial.

Salah satu alasannya, kata dia, bahan batu akik berasal dari alam tanpa perlu modal besar bahkan dijual dengan harga jutaan rupiah.

"Susah bagi kita untuk mengenakan pajak bagi pencari batu. Mereka baru mencari, lalu kena pajak, ya tidak mungkin. Harusnya ketika ditemukan, lalu dijual, baru kena pajak, dan itu pun belum ada aturannya," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement