Rabu 18 Mar 2015 19:03 WIB

RUU Pertembakauan Dinilai Paling Berbahaya Untuk Masyarakat

Rep: MG02/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Komunitas pengendalian tembakau yang tergabung dalam Soke Free Agents (SFA), mendeklarasikan pentingnya Presiden Joko Widodo untuk meratifikasi Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) di Bundaran HI, Jakarta, Ahad (15/2). (foto: MgROL_34)
Komunitas pengendalian tembakau yang tergabung dalam Soke Free Agents (SFA), mendeklarasikan pentingnya Presiden Joko Widodo untuk meratifikasi Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) di Bundaran HI, Jakarta, Ahad (15/2). (foto: MgROL_34)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menilai munculnya RUU Pertembakauan dalam Prolegnas 2015 DPR sebagai RUU yang paling berbahaya bagi masyarakat. Sebab menurutnya RUU ini akan mendorong tingkat produksi rokok di Indonesia

“Misi besarnya kan salah satunya meningkatkan produksi rokok,” ujar Tulus dalam konferensi pers “Negara Tidak Hadir Melindungi Anak” bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di Jakarta, Rabu (18/3).

Berdasarkan pemaparan Tulus, dengan hadirnya RUU Pertembakauan ini nantinya dapat menyebabkan peningkatan jumlah perokok aktif di Indonesia yang kini sudah mencapai 75 juta orang. Bahkan, kata dia, korban utama dari hadirnya RUU ini adalah anak-anak dan remaja.

Sebab menurut Tulus, anak-anak dan remaja adalah target pasar yang potensial bagi para produsen rokok. Kemudian nantinya anak-anak dan remaja ini berpotensi untuk menggantikan perokok-perokok yang kini aktif.

“Sasarannya agar mereka menjadi perokok-perokok loyal,” tutur Tulus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement